35. Mogok

326 21 8
                                    

Lima menit yang lalu bel istirahat berbunyi, namun kini Vio enggan untuk bangkit dari duduknya saat ini, setelah kejadian tadi pagi yang membuat dirinya malu walaupun mereka semua hanya salah paham tentang dirinya. Tetapi tetap saja Vio malu karena hampir satu sekolah sudah mengetahui berita ini, sekarang namanya sudah terkenal di satu sekolah ini karena gosip itu. Sungguh Vio sangat tidak suka menjadi terkenal seperti itu.

"Kalo Lo ga mau ke kantin, nanti gue ke kantin bareng Kevin aja. Lo mau nitip apa?" Tanya Syila.

Vio menggeleng lemah.

"Jangan gitu dong!, Gue traktir deh" bujuk Syila.

"Gue ga mood makan" jawab Vio dingin.

"Gue pesenin nasi goreng aja ya" ucap Syila lagi.

"Ga usah"

Syila menghela nafasnya lalu melirik ke arah pintu yang ternyata ada Kevin yang baru saja datang kemudian menghampiri mereka berdua.

"Ga usah dipikirin lagian masalahnya udah beres kan?" Ucap Kevin mengacak rambut Vio.

Vio hanya berdehem seraya mengangguk, matanya terus fokus membaca novel.

"Kita tinggal ke kantin ga papa?" Tanya Kevin.

"Iya"

"Lo tenang aja kita ga bakal lama kok, kita cuma beli makan terus nanti makannya disini" jelas Syila.

"Iya" jawab Vio tanpa melihat ke arah mereka. Moodnya benar-benar sedang tidak baik.

"Yaudah kita pergi dulu" setelah itu mereka pergi meninggalkan Vio seorang diri di dalam kelas.

Setelah mereka pergi Vio menutup novel yang sedari tadi ia baca. Sebenarnya Vio tidak sepenuhnya memikirkan kejadian tadi pagi, namun ia juga tengah memikirkan sikap Dhafian tadi yang sudah membelanya. Hatinya sedikit menghangat saat Dhafian datang dan membelanya di depan semua orang yang sudah merendahkan dirinya. Apalagi lelaki itu sudah mempermalukan Freya.

"Gue minta maaf" ucap seorang pria yang baru saja memasuki kelasnya dengan luka lebam di wajahnya. Refleks Vio menoleh setelah itu ia membuang muka.

"Vio, maafin gue" ucapnya lagi memohon pada Vio, kini ia sudah duduk di samping gadis itu.

"Gue akuin kalo gue salah. Gue tadi ga bisa ngontrol emosi gue saat tau lo--"

"Cukup Ka!" ketus Vio.

"Tapi Vi gue--"

"Gue bilang cukup!, Lo bilang kalau Lo nyesel merjuangin gue, kapan gue minta buat Lo merjuangin gue?!, Gue cuma nganggep Lo sebagai teman, Lo tau itu. Gue juga sadar kalo Lo berharap lebih sama gue. Maka dari itu gue berusaha agar Lo ga berharap lagi sama gue. Karena nantinya Lo sendiri yang bakal sakit hati. Lo bisa dapetin cewek yang lebih baik dari gue!" Ucap Vio penuh emosi.

"Gue cuma suka sama Lo"

"Lo ga perlu suka sama cewek yang ga punya harga diri kaya gue!" Ketus Vio mengingat perkataan Arka tadi pagi kepadanya.

"Vi, tadi pagi gue cuma refleks bilang kaya gitu. Saat gue tau dari anak-anak yang sebenarnya gue nyesel udah ngomong gitu Vi"

"Apa dengan ngerendahain harga diri orang, maki orang itu adalah refleks!" Bentak Vio.

"Gue minta maaf--"

"Brengsek!" Umpat Kevin yang baru datang dan melihat Arka di sana.

"Lo ngapain temuin Vio!" Kevin sudah menarik kerah baju Arka dengan emosi. Makanan yang tadi ia bawa dari kantin sudah ia letakkan terlebih dahulu di atas meja.

Rindu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang