25. Pilihan

381 20 18
                                    

Kring...Kring...Kring...

Dhafian terbangun dari tidurnya. Ia bangkit dan mengambil jam disamping yang sedari tadi bunyi kemudian ia matikan. Dhafian menoleh dan dilihatnya raya yang sedang menguap.

"Jam berapa bang?" Tanyanya dengan suara khas orang bangun tidur.

"Jam setengah lima, Raya mandi gih Abang juga mau mandi terus kita biasa sholat subuh"

Raya mengangguk kemudian melangkah menuju kamar mandi. Dhafian selalu mengajari raya untuk bangun pagi agar nantinya terbiasa.

Dhafian masuk ke dalam kamarnya, ia jadi teringat pesan yang ia kirimkan untuk Delvin tadi malam. Ia berharap semoga pesan itu belum di baca karena ia pikir kali ini waktunya belum tepat untuk mengungkapkan perasaannya.

Di ambilnya ponsel yang berada di atas nakas. Untung saja sampai sekarang Delvin belum aktif alhasil pesan yang ia kirim belum di baca. Dengan segera dhafian menarik semua pesan yang ia kirim agar Delvin tak dapat membacanya.

Setelah itu ia bergegas masuk kedalam kamar mandi takut jika raya akan menunggu lama.

•••••

Setelah selesai sholat kini mereka sarapan pagi dengan nasi goreng buatan dhafian.

"Enak banget bang" puji raya setelah makan hingga habis.

Dhafian tersenyum kemudian meminum susu hingga habis.

"Udah sarapannya?" Tanya dhafian.

Raya mengangguk sambil mengusap sudut bibirnya yang masih tersisa susu.

"Bang, nanti raya ikut ke rumah kakak cantik ya"

"Abang hari ini ga ngajarin kak vio dulu"

"Kenapa?"

"Kan katanya raya mau ketemu papah, jadi nanti hari ini Abang mau nemuin papah dulu"

"Nanti raya di jemput sama bi Inah" lanjutnya

Sontak raya menatap dhafian dengan mata berbinar. "Serius bang?!"

Dhafian mengangguk, detik itu juga raya memeluk dhafian dari samping.

"Makasih bang"

"Sama-sama" ucap dhafian tulus dan meninggalkan kecupan di puncak kepala adiknya.

"Yaudah ayo berangkat" ajak dhafian.

Raya mengangguk kemudian melepaskan pelukannya dan berjalan keluar begitupun dhafian.

Di sepanjang jalan, raya tak henti-hentinya berbicara mengenai teman sekolahnya atau bagaimana ia ketika di sekolah. Sampai tak terasa kini mereka sudah di depan pintu gerbang sekolah dasar.

"Assalamualaikum Abang" pamit raya mencium punggung tangan kakanya.

"Walaikumsalam, belajar yang rajin"

Setelah raya masuk barulah dhafian pergi menjemput vio, karena kebetulan satu arah dengan sekolah raya.

Dhafian memarkirkan motornya di teras rumah vio. Ia mengetuk pintu dan di persilahkan masuk oleh susan.

"Saya di sini aja tan" ucap dhafian sopan.

"Yasudah, Tante panggilan vio nya dulu" setelah itu susan masuk.

Tak berselang lama vio keluar. "Kok ga bilang dulu kalo mau jemput?"

"Emang harus bilang dulu?" Dhafian malah balik bertanya.

"Harus dong, kan biar gue tungguin, untung aja gue belum berangkat"

"Mau berangkat sama siapa?"

Rindu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang