Vio membuka matanya perlahan ketika cahaya matahari masuk ke dalam kamarnya. Ia menguap kemudian beranjak dari tidurnya. Vio berjalan menuju lemari ternyata pakaian yang kemarin ia taruh di hotel sekarang sudah tertata rapi di lemarinya begitu pun pakaian milik syila. Ia mengambil pakaian yang terkesan santai kemudian memasuki kamar mandi untuk melakukan ritual paginya.
Setelah selesai mandi vio membangunkan syila yang masih tertidur pulas mungkin karena udara yang sejuk membuat nyaman dan enggan untuk bangun.
"Syil! Bangun udah pagi!" Vio mengguncang lengan syila.
"Engghh---bentar lagi vi"
"Udah pagi syil, ayo jalan-jalan udaranya sejuk tau"
"Sama dhafian aja gih"
"Ga enak bangunin nya, ayo lah syil" rengek vio.
"Iya iya gue mandi dulu" syila bangkit dan memasuki kamar mandi sebelum itu ia mengambil pakaian terlebih dahulu.
Tok! Tok! Tok!
"Bentar" pekik vio.
Vio membuka pintu kamarnya dan terdapat pria yang bertengger pada pintu dan tangannya yang ia lipat.
"Selamat pagi" sapa dhafian dan tersenyum.
Vio tersenyum. "Pagi juga"
"Keluar yuk"
"Kemana?"
"Gimana kalo jalan-jalan ke taman?" Usul dhafian.
Vio menggeleng. "Bosen"
"Gue jamin kali ini ga bakal bikin Lo bosen"
"Yakin?" Tanya vio ragu.
"Iya udah ayo" dhafian menarik tangan vio.
"Ehh nanti dulu gue belum siap-siap" cegah vio.
"Mau dandan gimana lagi sih, udah cantik gini" tanya dhafian menaikkan sebelah alisnya.
Vio mendengus. "Pagi-pagi udah gombal"
"Gue beneran nanya loh?"
"Tau lah, gue mau siap-siap dulu tunggu aja di teras"
"Jangan lama-lama" peringat dhafian.
"Cuma 2 jam kok"
"Cuma?" Dhafian melotot.
"Eh ga kok 5 menit maksudnya hehe"
"Jauh amat salah nya" gumam dhafian.
"Gue denger ya" kata vio.
"Udah sana gih siap-siap"
"Iya iya" vio menutup pintu kamar nya berpapasan dengan munculnya syila dari kamar mandi.
Vio merapikan rambutnya kemudian menaburkan bedak baby pada wajah dan lehernya, ia juga memberikan sedikit polesan liptin pada bibirnya agar tidak terlihat begitu pucat.
"Mau kemana Lo rapih gitu" tanya syila.
"Jalan"
"Bentar dulu gue belum siap-siap"
"Gue pergi sama dhafian"
"Lah tadi lo bangunin gue katanya mau jalan-jalan sama gue" heran syila.
Vio cengengesan. "Tadi pas lo mandi dhafian ke sini terus ngajak jalan"
"Gue sama siapa dong?" Tanya syila lesu.
"Ajak Delvin aja" usul vio.
"Gamau ah nyebelin dia orangnya"
"Ga boleh gitu nanti suka loh" goda vio.
"Idiih ga mungkin!" Syila membanting tubuhnya di atas kasur dan memainkan ponsel.
"Ayo syil" ajak vio.
"Kemana?"
"Jalan lah"
"Ga ah nanti jadi nyamuk gue" jawab syila yang masih fokus pada ponselnya.
"Kan ada Delvin"
"Ogah!"
Tok! Tok! Tok!
"Tuh kan dhafian udah nungguin"
"Yaudah pergi gih"
Vio membuka pintu ternyata itu bukan dhafian melainkan Delvin.
"Ngapain lo?" Tanya vio heran.
"Syila ada?" Delvin balik tanya.
"Tuh lagi tiduran" vio menunjuk syila dengan dagunya kemudian ia mempersilakan Delvin masuk.
"Eh nenek lampir jalan-jalan yuk" pekik Delvin pada syila yang di ajak bicara masih fokus pada ponselnya.
"Eh lo punya kuping ga sih?" Tanya Delvin greget.
Syila bangkit dari duduknya. "Lo ngomong sama gue?"
"Ngga syil itu sama bantal"
Syila manggut-manggut.
"Ya sama Lo lah syil! astagfirullah cantik-cantik bego!" Ucap Delvin.
"Cie muji syila" goda vio yang sedari tadi berdiri di ambang pintu.
"Lagian Lo ngajak jalan cewek ga romantis banget" syila mendengus.
"Neng syila jalan yuk sama Abang" ucap Delvin membuat syila dan vio jijik.
"Najis! Udah sana keluar gue mau siap-siap dulu" usir syila.
"CK! Mau juga kan" gumam Delvin kemudian keluar.
"Syil, gue tunggu di luar ya, jangan lama-lama" pamit vio.
"Iya bawel"
Vio terkekeh setelah itu ia pergi menemui dhafian.
"Nunggu lama ya?" Tanya vio kemudian duduk di samping dhafian.
"Ga kok, udah siap?"
"Gue udah tapi syila lagi siap-siap kita perginya bareng syila sama delvin aja"
"Siap ibu negara" ucap dhafian dan hormat pada vio.
"Apaan si dhaf" vio terkekeh.
"Kalian mau kemana udah rapih gini?" Tanya susan yang baru saja datang.
"Mau jalan-jalan doang kok mah" jawab vio.
Susan mengangguk.
"Raya udah bangun Tan?" Tanya dhafian.
"Belum, Adit juga belum bangun kaya nya mereka kecapean deh tadi malem juga kan tidurnya udah larut malam banget"
"Maaf ya tan jadi ngrepotin"
Susan terkekeh. "Tante ga merasa di repotin kok, malah tante seneng loh ada raya jadinya adit ada temen main"
Dhafian mengangguk kemudian syila datang bersama dengan Delvin.
"Udah mulai akur nih" goda Susan.
"Ihh tante" rengek syila.
Susan terkekeh. "Iya iya, udah sana gih jalan nanti keburu panas dulu"
"Yaudah kita pamit mah" vio menyalimi tangan susan diikuti yang lainnya juga.
"Hati-hati" peringat Susan.
Semuanya mengangguk kemudian berjalan menuju taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu [Completed]
Teen FictionKamu yang selalu aku nantikan kehadirannya hingga penantian itu menjadi sebuah pertemuan yang indah. Kamu yang selalu membuat ku bahagia namun kamu juga yang membuat ku terluka. Akankah kamu menjadi teman bahagia ku selamanya? Atau kamu hanya di tak...