"Vi! Buka pintunya di bawah ada tamu!" Susan mengetuk pintu kamar anak gadisnya itu.
Vio membuyarkan lamunannya. "Bentar ma!" Dengan segera ia membuka pintu.
"Ada apa mah?"
"Di bawah ada sepupu kamu Kevin, dia juga mau sekolah di sini jadi mamah usulin buat satu sekolah sama kamu"
"Hah? Bukannya dia tinggal di Singapura mah?" Tanya vio kaget
"Baru pindah satu Minggu yang lalu ayahnya udah pensiun jadi mereka balik lagi ke indo"
"Kok--"
"Jangan banyak tanya! Cepet ke bawah kasian udah nunggu"
"Iya iya"
Vio mengikuti langkah Susan menuju ruang tamu yang di sana sudah ada Kevin dan juga Hardi.
"Hai lilin!" Sapa Kevin.
Vio mendengus sebal kemudian duduk di sebelah cowok itu. "Vio kak jangan lilin ish!" Ia memukul lengan Kevin pelan.
Vio memanggil Kevin dengan embel-embel 'kakak' karena ibu Kevin adalah kakak dari susan. Meskipun umur mereka sama namun Susan dan Hardi selalu mengajarinya untuk tetap sopan dengan tidak memanggil namanya saja.
Kevin terkekeh menanggapinya. "Nama lo kan violyn tetep aja ada lynlyn nya kan? Jadi biar cepet gue panggil lilin"
"Tetap aja gitu ga ada berubah nya" cibir vio.
Susan dan Hardi hanya tertawa kecil kemudian mereka pamit ingin menemui klien di luar. Tinggal lah kini vio dan Kevin.
"Apa kabar Lo?"
"Baik kak"
"Udah tau"
Vio memutar bola matanya malas sepupunya yang satu ini memang sangat menyebalkan.
"Kakak mau satu sekolah sama aku?"
Kevin mengangguk. "Besok kita berangkat bareng" putusnya.
"Daftar dulu kali kak"
"Udah di daftarin sama papah jadi gue tinggal berangkat"
Vio mengangguk paham. "Kok baru main ke sini?"
"Sibuk Lin"
"CK! Sok sibuk padahal di rumah cuma tidur mulu"
Kevin terkekeh. "Tuh tau, namanya juga baru pindah jadi harus urusin ini itu dulu sisanya gunain buat istirahat kan capek juga"
"Bisa aja alasannya" cibir vio.
"Jagoan gue mana?"
"Siapa?"
"Adit"
"Udah tidur dari sore"
Kevin mengangguk ia memainkan ponselnya. "Minggir gih gue mau rebahan"
Vio hanya nurut saja ia berpindah duduk kemudian Kevin merebahkan tubuhnya di sofa. Vio tau karakter Kevin jika sudah bertemu dengan kasur atau sofa pasti akan rebahan. Dulu pernah saat liburan Kevin berkunjung ke Indonesia dan jalan-jalan bersama vio saat itu mereka sedang mengunjungi cafe dan duduk di sofa yang di sediakan cafe tersebut sambil menunggu pesanan tanpa rasa malu Kevin merebahkan dirinya membuat para pengunjung menatapnya aneh, vio menahan malu sejak saat itu mereka tidak pernah lagi mengunjungi cafe karena vio sudah kapok.
"Kak?"
"Apa?"
"Lo tau dhafian kan?"
"Tau dari cerita Lo doang kalo muka kagak tau dan kagak mau tau kecuali dhafian itu cewek"
Vio memutar bola matanya. "Gue udah cerita kan kalo sebenernya dia sahabat kecil gue"
"Hmm"
"Sekarang kita makin deket tapi dia belum ngungkapin perasannya padahal beberapa kali gue udah ngasih kode"
"Tau dari mana Lo dia punya perasaan sama Lo"
"Kakak ish!"
"Iya iya" Kevin bangkit dari tidurnya menatap gadis yang sudah ia anggap seperti adik baginya.
"Mungkin dia belum nemuin waktu yang pas, siapa tau aja dia lagi nyiapin itu semua secara diam-diam kaya waktu ulang tahun Lo semuanya dia rencanakan dengan baik agar Lo suka dan bahagia" ucap Kevin meyakinkan vio.
Selama ini mereka selalu bertukar cerita, entah itu cerita sedih atau bahagia. Jika Kevin bercerita tentang masalah nya vio selalu memberi solusi dan nasehat tentunya begitupun sebaliknya.
"Jadi gue harus gimana?"
"Tunggu aja sampai dia ngungkapin sendiri" nasehat dari Kevin mampu menenangkan hati vio.
Vio mengangguk mantap. "Makasih kak" vio berhambur memeluk Kevin.
Kevin membalas pelukannya mengelus rambut panjangnya dan meninggalkan kecupan di sana.
"Kakak pamit ya" vio mengangguk dan melepaskan pelukannya.
"Hati-hati"
"Lo yang hati-hati di rumah cuma ada lo sama Adit" peringat Kevin.
"Iya kak"
"Setelah gue pergi Lo kunci pintunya"
"Iya kak"
"Kalo ada apa-apa telfon kakak"
"Iya kak"
"Besok kakak jemput"
"Iya bawel!"
Kevin terkekeh dan mengacak rambut vio.
"Yaudah kakak pergi"
"Iya aku anter sampe depan"
Kevin bangkit begitu pun vio setelah kevin keluar vio langsung mengunci pintu rumahnya dan pergi ke kamar.
Vio merebahkan tubuhnya. Ia teringat ajakan Kevin tadi tapi biasanya dhafian akan menjemputnya namun dirinya juga sudah terlanjur mengiyakan ajakan Kevin tadi, vio berinisiatif untuk mengabari dhafian agar tidak menjemputnya.
Dhafian.
Bsk g ush jmpt
Kenapa? Masih marah?
Tadi ada yg main ke rmh trs ngajakin berangkat brng
Syila?
Bkn
Siapa?
Tmn
Cewek apa cowok?
Cowok
Oh yaudah
Vio menggeram kesal dengan respon pria itu. Vio pikir dhafian akan cemburu namun ternyata biasa saja.
•••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu [Completed]
Teen FictionKamu yang selalu aku nantikan kehadirannya hingga penantian itu menjadi sebuah pertemuan yang indah. Kamu yang selalu membuat ku bahagia namun kamu juga yang membuat ku terluka. Akankah kamu menjadi teman bahagia ku selamanya? Atau kamu hanya di tak...