Cekrek.
Foto pertama, memperlihatkan Vio, Dhafian, Syila, Kevin, Delvin, dan juga Arka tersenyum serempak. Kali ini mereka tengah berada di photo box.
Cekrek.
Foto kedua, mereka menampilkan wajah konyol mereka.
Cekrek.
Foto ketiga, Dhafian mencubit kedua pipi Vio dengan gemas. Kevin mengacak rambut Syila. Delvin dan Arka saling menatap.
Cekrek.
Foto keempat, tawa mereka lepas, sampai-sampai mata mereka hampir tak terlihat.
Kini mereka tau, bahagia itu sederhana. Tidak perlu mewah. Cukup melihat orang yang kita sayang bahagia, sudah termasuk kebahagiaan tersendiri untuk kita.
•••••
Mereka keluar dari mall, menuju mobil Kevin yang terparkir di parkiran. Cukup lelah, namun momen seperti ini pasti akan dirindukan nantinya. Berkumpul bersama sebelum nantinya akan saling merindu.
Kevin melihat wajah Vio yang semakin pucat, matanya tak luput dari wajah Vio sejak tadi.
Bruk!
Tubuh Vio tiba-tiba ambruk, sontak semuanya terkejut. Untung saja, disampingnya ada Dhafian yang menahan tubuh Vio agar tidak jatuh ke aspal.
"Bawa masuk ke mobil!" Panik Kevin.
Dhafian membawa tubuh Vio menuju mobil. Untung saja keberadaan mereka sudah dekat dengan mobil Kevin.
"Cepet ke rumah sakit!" Dhafian sangat cemas.
Kevin langsung menancap gas, dengan kecepatan di atas rata-rata. Kevin tak kalah khawatirnya dengan Dhafian. Bukan hanya mereka, semuanya juga ikut khawatir.
•••••
Di depan ruang rawat darurat, Dhafian, Kevin, Syila, Delvin, dan juga Arka berdiri di sana. Dalam hati, mereka berdoa untuk kesembuhan Vio.
"Vio sebenarnya kenapa? Kok bisa tiba-tiba pingsan?" Tanya Arka.
"Dia pasti baik-baik aja," sahut Kevin.
"Lo udah hubungin Tante Susan sama Om Hardi?" Tanya Dhafian pada Kevin.
"Udah, mereka lagi di perjalanan mau kesini."
"Kalian pulang aja, pasti capek. Vio bakal baik-baik aja," ucap Kevin.
"Ga, gue bakal nungguin Vio." Sahut Dhafian cepat.
"Oke. Syila, Delvin, Arka, kalian pulang aja naik mobil gue. Delvin, Lo anter Arka ke cafe Dhafian, habis itu anter Syila pulang harus sampe rumah. Mobil gue, Lo bawa aja dulu, nanti biar sopir gue yang ngambil." Perintah Kevin.
"Gue mau nungguin Vio." Rengek Syila.
"Syil, Lo harus pulang. Kalo Vio udah sadar gue pasti kabarin,"
Syila tetap menggeleng.
"Nanti orang rumah khawatir,"
"Oke, gue pulang. Tapi janji ya kalo Vio sadar Lo harus hubungin gue, gue khawatir banget sama dia." Ujar Syila.
"Iya pasti,"
"Yaudah, kita pulang." Pamit Arka.
"Hati-hati," ucap Kevin menyerahkan kunci mobilnya pada Delvin. Setelahnya mereka pergi.
Tiba-tiba pintu ruangan Vio terbuka, bertepatan dengan kedatangan orang tua Vio.
"Bagaimana keadaan anak saya dok?" Tanya Susan langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu [Completed]
Novela JuvenilKamu yang selalu aku nantikan kehadirannya hingga penantian itu menjadi sebuah pertemuan yang indah. Kamu yang selalu membuat ku bahagia namun kamu juga yang membuat ku terluka. Akankah kamu menjadi teman bahagia ku selamanya? Atau kamu hanya di tak...