Chapter Six

5.4K 686 137
                                    

Please kindly check the chapter before you read. Thank you for coming, selamat membaca~
Eitsss... jangan lupa voment juga yaa!!

Btw yang di multimedia itu foto yang diambil dua tahun lalu waktu Rose, June, Gon a.k.a adeknya June jajan eomuk bareng karena lagi dingin. Dah fyi aja. Haha



“The most valuable gift you can receive is an honest friend.”
—Stephen Richards—

Sudah hampir 10 menit Jaehyun tertunduk dalam keadaan terisak. Rose masih mendekap pemuda itu sambil sesekali memberikan elusan di punggung bidangnya—yang untuk beberapa alasan terasa sangat rapuh. Jaehyun tidak berucap sepatah kata pun. Ia hanya terus terisak. Di samping itu, meskipun penasaran, Rose tidak mengajukan satu pertanyaan pun pada Jaehyun. Ia hanya yakin kalau Jaehyun juga butuh waktu untuk menenangkan diri. Memberikan pertanyaan padanya saat ini hanya akan membuat suasana hatinya semakin keruh.

Pada saat Rose berniat untuk mengucapkan sedikit kata-kata penghiburan, Jaehyun menarik tubuhnya. Ia mengusap air mata yang masih tersisa di kedua pelupuk matanya kemudian berjalan menuju bangkunya. Pandangan Rose mengikuti gerakan lesu Jaehyun. Laki-laki itu membenahi barang-barangnya kemudian meminta Rose untuk melakukan hal serupa. Tanpa mendebatnya, Rose segera melaksanakan hal yang diminta.

Jaehyun berjalan keluar gedung bersama Rose yang terus mengekorinya. Jaehyun tidak seperti biasanya, ia sangat diam. Saat di mobil, suara yang dapat ditangkap telinga Rose hanya suara mesin yang mulus. Tidak ada percakapan apalagi perdebatan antara Jaehyun dengan dirinya. Saat turun dari mobil—meskipun canggung—Rose merasa perlu setidaknya mengucapkan terima kasih atau hati-hati di jalan pada Jaehyun.

“Thanks,” ucap Rose. “Jangan melamun, hati-hati di jalan.”

Jaehyun mengangguk sembari tersenyum tipis. “Terima kasih karena mau menemaniku.” Jaehyun menjawab dengan tulus. Sebelum pergi ia menambahkan, “Jangan lupa kunci pintunya. Have a sleep tight.”

Rose mengamati mobil Jaehyun yang perlahan menghilang dari pandangannya. Setelah itu, ia lantas berbalik dan melangkah memasuki kostannya—sebenarnya merupakan apartemen studio yang tiap bulan ia bayar sewanya dengan susah payah. Saat masuk kamar, Rose segera berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket sekali. Di bawah guyuran shower Rose memikirkan raut wajah Jaehyun yang terlihat sedih dan kesepian. Perasaan simpati muncul lewat sela-sela hatinya yang retak banyak celah.

 Perasaan simpati muncul lewat sela-sela hatinya yang retak banyak celah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rosé ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang