Chapter Twenty Seven

4.9K 521 256
                                    

Helaw... malem mingguan lagi nih sama Rose dan Jaehyun. Chapter ini bakal sweet dan a bit silly (kalo kata aku). So yeps happy reading ma luv ♡♡



"I cannot fix on the hour, or the spot, or the look or the words, which laid foundation. It is too long ago. I was in the middle before I knew I had begun."
—Jane Austen—

Pandangan Rose tertuju pada objek di luar kamar Jaehyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pandangan Rose tertuju pada objek di luar kamar Jaehyun. Gadis itu duduk di atas sofa di samping jendela yang menampilkan pemandangan hijau dan terasa hangat. Ini pertama kalinya ia merasa sangat tenang dan baik-baik saja setelah melalui malam panjang dengan Jaehyun yang merengkuhnya sangat erat. Sedikit aneh memang—apalagi kalau ia mengingat mereka melakukan itu di rumah utama.

Suara Jaehyun membuatnya menoleh. Kedua matanya mengamati pria yang masih berbaring di atas kasur dengan selimut yang membungkus sebagian tubuhnya. Jaehyun sangat jarang tidur dengan piyama. Sehingga melihatnya dalam balutan piyama dengan warna serupa seperti miliknya benar-benar memberikan kesenangan yang sulit ia jabarkan alasannya. Ah, lagi pula kebahagiaan tidak harus melulu datang dengan sebuah alasan.

"Kau tidak masuk angin, kan?" Jaehyun melemparkan pertanyaan yang dibalas dengan sebuah gelengan oleh Rose

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau tidak masuk angin, kan?" Jaehyun melemparkan pertanyaan yang dibalas dengan sebuah gelengan oleh Rose. Gadis itu masih betah duduk berlama-lama di atas sofa miliknya.

Ini jadi kali pertama Rose bangun lebih awal dari Jaehyun setelah melakukan intercourse yang gila dan mendebarkan. Ia bahkan punya waktu barang beberapa menit untuk mengamati wajah Jaehyun yang tertidur dengan lelap. Dia pria yang tampan. Dan menarik. Sudah. Rose tidak mau memujinya lebih dari itu.

"Ini sudah jam 10 tapi tidak ada satupun yang mengetuk pintu kamar kita untuk menyuruh sarapan. Bukankah mamahku itu yang terbaik? Dia memberikan banyak waktu untuk kita supaya bisa berduaan," kata Jaehyun sambil menyenderkan kepalanya ke punggung kasur.

Rosé ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang