Chapter Sixteen

5K 592 170
                                    

Haloooo... a little reminder that it will be a long chapter so bear with it okay 😅😚😚😚



"Her heart did whisper that he had done it for her."
—Jane Austen—

Ketika Rose keluar dari Jeju International Airport, ia sedikit menahan napas saat melihat Jaehyun bersandar pada Ferrari 812 Superfast hitam yang mengantarnya tadi malam. Si Tukang Pamer ini membawa mobilnya ke Jeju. Rose hanya bisa membatin.

Jaehyun mengambil tas yang ditenteng Rose tanpa sepatah katapun kemudian menaruhnya di bagasi. Pria itu memasuki mobil masih dalam keadaan bungkam. Ia hanya bersuara saat meminta Rose untuk masuk dan duduk diam di samping kursi kemudi. Demi Tuhan, Jaehyun yang cuma diam begini ternyata benar-benar membuat Rose semakin tersiksa.

"Kau tidak bilang akan datang ke sini," kata Jaehyun pada akhirnya. Nada suaranya sangat ketus dan mukanya juga cemberut.

"Kupikir Eunwoo memberi tahu." Rose menjawab tak kalah ketus. Ia tidak suka diperlakukan seenaknya seperti itu. Gadis itu juga berpikir kalau Eunwoo yang bakal menjemputnya.

"Eunwoo pasti berpikir kau bakal memberitahuku." Jaehyun lebih suka membela temannya.

"Kenapa juga aku harus memberitahumu?"

Pertanyaan Rose membuat Jaehyun mengatupkan rahangnya. Ia tidak menemukan jawaban atas pertanyaan itu. Rose tidak punya alasan untuk memberitahukan semua kegiatannya pada Jaehyun. Itu tidak seperti Jaehyun adalah pacarnya atau apapun yang membuat Rose setidaknya harus meluangkan sedikit waktu untuk memberi kabar yang membuatnya merasa diakui.

Keadaan di sekitar mereka menjadi hening. Hanya ada suara mobil yang membuat Rose mengeratkan genggaman tangannya pada safety belt tiap kali Jaehyun menambah kecepatan mobilnya. Rose tidak bisa meminta Jaehyun untuk mengemudi sesuai tempo yang diinginkannya-lambat tapi selamat. Alhasil, ia hanya bisa memejamkan mata sambil berdoa, "Ya Tuhan, kalau aku harus mati, tolong jangan buat aku mati karena kecelakaan lalu lintas."

Saat mereka tiba di villa, Jaehyun langsung turun dan membanting pintu mobilnya dengan keras. Ia meninggalkan Rose yang keheranan dengan temperamennya yang meledak-ledak itu. What a manner. Rose turun, langsung mengambil tas di bagasi mobil Jaehyun. Anak itu bahkan tidak langsung mengunci mobilnya.

"Maaf karena tidak menjemputmu." Eunwoo yang tiba-tiba sudah berdiri di samping Rose memulai obrolan dengan permintaan maaf yang dalam. Pria itu mengambil tas yang ditenteng Rose sebelum menutup bagasi mobil kawannya. "Mobil ini otomatis, nanti juga bakal terkunci sendiri."

"Oh." Rose tidak tahu harus menjawab seperti apa.

Mata Rose berpendar mengamati segala hal yang ada di sekelilingnya. Tatapannya terhenti pada tiga mobil lainnya yang terlihat persis sama seperti milik Jaehyun. Satu-satunya yang membedakan adalah warna. Rose berdecak pelan, itu pasti milik teman-teman Jaehyun. Rose bertanya-tanya apa faedah membawa mobil ke luar pulau padahal kan mereka cuma tinggal selama dua hari satu malam di sini. Selain untuk pamer, untuk apa lagi coba?

Memasuki area dalam villa, dahi Rose kembali dibuat mengeryit oleh dua orang makhluk-maksudnya dua orang pria yang meringkuk dan terbungkus selimut di dua sofa berbeda. Saat Rose hendak menghampiri dua orang itu, suara perempuan tiba-tiba membuatnya mendongak, bertanya-tanya apakah ada manusia lain selain dirinya dan empat orang pria kaya suka pamer yang menyebalkan di villa ini. Ia menatap Eunwoo yang berdiri di belakangnya penuh tanya. "Selain aku, apa ada perempuan lain yang kau undang?"

Rosé ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang