Chapter Twenty Two

4.9K 562 290
                                    

Aloha!! Selamat hari Senin yang sama aja sih ya kayak hari-hari lainnya. Hmm oke.

Buat tiga chapters ke depan, kita bakal liat sisi care dan cemburuannya seorang Jaehyun yang suka jaim-jaim sok pakboi gitu. Well, selamat membaca~



"Jealousy is a disease, love is a healthy condition. The immature mind often mistakes one for the other, or assumes that the greater the love, the greater the jealousy-in fact, they are almost incompatible; one emotion hardly leaves room for the other."
-Robert A. Heinlein-

Jaehyun menelan makan malamnya dengan enggan. Ada perasaan berat dan kurang menyenangkan yang memenuhi benaknya. Ini jadi kali keempat selama satu bulan terakhir ia mampir ke rumahnya hanya untuk makan malam. Bahkan rasa masakan yang dibuat koki rumahnya menjadi sedikit asing di lidahnya. Kendati masakan Bibi Jang lebih enak dibandingkan masakan Rose, tapi Jaehyun lebih menyukai seluruh jenis makanan yang disajikan gadis itu. Terutama jika mereka menghabiskan waktu untuk membuat makanannya bersama-itu jadi aktivitas kesukaan Jaehyun baru-baru ini. Hal itu terdengar agak berlebihan, tapi Jaehyun hanya berusaha jujur pada dirinya sendiri.

Tarikan napas dalam oleh Jaehyun cukup untuk menyadarkan Irene atas sikap anaknya yang agak murung. Bahkan Jaehyun beberapa kali kehilangan fokus saat sedang berada dalam konversasi bersama orang tuanya. Ia hanya akan melempar sebuah 'hah' atau 'apa' yang membuat Suho dan Irene saling bertukar tatap.

Sapaan kecil dari Irene sekonyong-konyong membuat Jaehyun tersentak. Ia mengangkat wajahnya, menatap ibunya sedikit bingung. "Hm? Kenapa mah?"

"Kau sedang melamun? Ada yang membebani pikiranmu?" kata Irene. Ada perasaan khawatir yang terpendam, yang hanya bisa ia sampaikan melalui sorot teduh penuh kasih pada putra semata wayangnya.

Jaehyun tersenyum kemudian menggeleng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaehyun tersenyum kemudian menggeleng. "Tidak kok. Aku baik-baik saja." Tatapannya memindai wajah kedua orang tuanya-mereka tampak tak yakin dengan ucapannya. Ia lantas membetulkan posisi duduknya, merasa perlu untuk kelihatan lebih fokus dan serius. "Aku mendengarkan apa yang papah bilang barusan. Tentang Ketua Jung dari Grup J&H kan?"

Mata Suho menipis, mengamati Jaehyun yang dengan cepat kembali pada fokus dan kesadarannya. Tangannya meletakkan garpu dan pisau di samping kanan dan kiri piringnya. Kemudian dia berkata, "Ketua Jung punya seorang anak perempuan seumurmu. Namanya Jung Chaeyeon. Katanya, gadis itu ingin mengenalmu lebih jauh."

Rosé ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang