Chapter Fifty Nine

5.8K 471 130
                                    

Halo, udah lima hari ya sejak terakhir update. Maafin, khilaf aku istirahatnya kelewatan :'))

Chapter ini panjang pake banget. Jadi seperti biasa, siapin minum atau cemilan aja supaya nggak bosen. This one will be sweet as well, I wish you love it. Happy reading my luvs ♡♡♡



“So it’s not gonna be easy. It’s going to be really hard; we’re gonna have to work at this everyday, but I want to do that because I want you. I want all of you, forever, everyday. You and me… everyday.”
—Nicholas Sparks—

Pandangan Rose dan Jaehyun sepenuhnya terarah pada sosok mungil yang tertidur lelap di dalam ranjang kecilnya. Tangan Jaehyun beberapa kali terulur untuk mengelus pipi Noa yang sedikit memerah—kemudian dia akan tersenyum tiap kali bayinya menggeliat dan kelihatan hampir menangis. Rose hanya akan menepuk pundaknya, melarang Jaehyun untuk membangunkan Noa yang sudah bersama keduanya selama hampir tiga minggu.

 Rose hanya akan menepuk pundaknya, melarang Jaehyun untuk membangunkan Noa yang sudah bersama keduanya selama hampir tiga minggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Dia sangat lucu,” kata Jaehyun beralasan. Ia kembali mengelus pipi putranya, mengabaikan Rose yang mulai menggerutu. Jaehyun hanya tertawa kemudian memeluk perempuan yang akan dipinangnya besok pagi. “Roseanne sayang, berhentilah menggerutu. Putra kita tidak akan bangun karena terus-terusan kusentuh pipinya. Dia mungkin akan bangun karena mendengar suara mamahnya yang tinggi melengking.”

“Kau mengejek suaraku?” tanya Rose sambil mendongakan kepala. Tangannya melingkar di pinggang Jaehyun, mengeratkan pelukan kendati bibirnya agak cemberut.

“Aku tidak ingat pernah menyukai jenis bunyi apapun melebihi rasa sukaku pada suaramu,” jawab Jaehyun terdengar berlebihan. Tapi ia hanya mengungkapkan kejujuran. Ia melirik Noa sebentar kemudian berbisik di depan telinga Rose, “Bahkan aku lebih menyukai suaramu daripada suara tangisnya Noa. Jangan beritahu dia tentang hal ini ya. Aku khawatir Noa jadi tidak mau kugendong kalau dia mengetahui yang satu ini.”

Kata-kata Jaehyun membuat Rose tertawa. Ia menerima kecupan Jaehyun dengan sukacita sebelum menyahut, “Mungkin Noa sudah mendengarnya. Putra kita sangat pintar. Dia hanya tidak menunjukannya.”

Jaehyun berdecak pelan. Lalu katanya, “Itu terdengar agak menakutkan. Maksudku, dia sangat mungkin jadi anak yang pintar mengingat betapa superiornya gen yang diturunkan kedua orang tuanya yang sangat luar biasa dan menawan. Noa itu tampan, pintar, kaya raya, lalu apalagi ya hal yang bakal membuatnya sangat intimidatif dan unggul dibandingkan teman-teman sebayanya?”

Rosé ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang