June di mulmed cakep banget yaampun. Dah sih gitu aja. Selamat membaca 😌
Sambil baca, sambil tinggalin komentar yaa. It means a lot for me. Ini seriusan, selamat membaca, selamat rebahan. Hohoho
❄
❄
❄“There are two theories to arguing with woman. Neither works.”
—Will Rogers—S Medical Center, Jumat: 13.15 KST
“Hari ini pasiennya cukup banyak.” Rose mengeluh sebelum menyuapkan ramyeon ke dalam mulutnya. Kendati lapar, Rose tetap mengunyah makanannya dengan pelan cenderung malas. Rasa lelahnya selama seminggu terakhir karena pekerjaan di rumah sakit sekaligus mengajari Jaehyun membuat kue tidak bisa dihilangkan hanya dengan istirahat selama satu jam. “Aku mau tidur selama satu minggu penuh.”“Itu tidur atau simulasi meninggal? Lama sekali.” June menimpali. Tanpa perasaan bersalah, laki-laki yang duduk tepat di seberang Rose itu kembali memakan ramyeon kemudian kimbabnya. June makan lahap sekali.
“Aku tidak nafsu makan ah!” Rose sedikit menggertak sambil membanting sumpit di atas mejanya. Ia menyandarkan punggungnya pada kursi sembari melipat kedua lengannya.
“Kau tidak mau?” tanya June sambil menunjuk ramyeon milik Rose yang baru dimakan seperempatnya. “Kalau begitu buatku saja.”
Saat tangan kanan June hampir menyentuh ramyeon miliknya, Rose segera memukul tangan laki-laki itu dengan keras. Sangat keras sampai membuat June mengaduh sambil mengibas-ngibaskan tangannya yang terasa panas. Untung di ruang dokter saat ini hanya ada mereka berdua, jadi raungan June tidak banyak mengganggu.
“Apa masalahmu sih?!” tanya June dengan keras. “Aw! Sakit sekali tahu! Kenapa kau selalu menyiksaku sih?”
“Itu kan ramyeon milikku! Kenapa mau kau ambil?” balasnya tak kalah keras.
“Katanya barusan kau tidak nafsu makan! Daripada dibuang kan sayang.” June berusaha membela diri.
“Sayang ramyeon atau Lisa?” tanya Rose sambil menggerakkan kedua alisnya ke atas dan ke bawah. Bibirnya tersenyum, gadis itu sangat suka menggoda June.
Wajah June sedikit memerah. Ia tidak menjawab, lebih memilih melanjutkan makan sebelum ramyeon di depannya mengembang.
“Ini, buatmu saja.” Rose yang labil lantas memberikan ramyeonnya pada June. “Aku tidak lapar.”
“Apa karena aku bercandanya kelewatan?” June bertanya masih dengan sedikit makanan di mulutnya.
Rose mengerucutkan bibirnya kemudian menggeleng pelan. Sedetik kemudian, ia sudah meletakkan dahinya di ujung meja. Rose kelihatan kurang bersemangat. “Kemarin aku pulang ke rumah. Mamah kelihatan kurang sehat. Saat kuperiksa, tekanan darahnya naik lagi, sampai 170/110. Aku kurang begitu tahu apa yang mamah makan atau lakukan akhir-akhir ini karena aku selalu pulang ke kostan. Kau tahu kan kalau aku sedang mengajari Jaehyun membuat kue.”
June mengangguk. Ia menggeser cup ramyeon yang isinya sudah berpindah semua ke dalam perutnya. Sekarang ia menyiapkan seluruh fokus dan perhatiannya untuk mendengarkan curhatan Rose. Gadis itu memang kelihatan sangat letih dan sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rosé ✔
Фанфик[COMPLETED] Jaehyun does sleeping with girls but he will never date. Meanwhile Rose is being too focus on pursuing her career and wanna use Jaehyun for a revenge. They make a complete crazy couple. "For the rose, though its petals be torn asunder...