Chapter Nine

4.7K 640 119
                                    

“Real women fight for something, other than their own emotions.”
—Shannon L. Alder—

Beberapa saat yang lalu, June menelpon Rose. Ia sempat khawatir karena Rose tidak membalas pesan ataupun menjawab telpon darinya. June menjadi lega saat tahu kalau ponsel Rose hanya kehabisan baterai saat di jalan pulang. Rose sempat bertanya tentang Lisa dan June mengatakan kalau semuanya baik-baik saja—walau tidak seromantis yang dibayangkan. June hanya diam sementara Lisa sesekali bercerita dengan ceria. Ia paling banyak menceritakan kucing-kucingnya, kemudian sedikit sekali menyinggung keluarganya.

Mood Rose sedikit lebih baik setelah mendengar cerita June. Mendengar perubahan pada nada suara June saat menceritakan Lisa, meskipun pria itu berusaha memendamnya, tapi siapapun yang mengenal June dengan baik bisa mengatakan kalau ia mulai jatuh hati. June akan menceritakan hal-hal atau orang yang disukainya dengan suara agak naik, kalimat-kalimatnya cenderung lugas tapi antusias, kemudian ia bakal sesekali menyelipi ceritanya dengan tawa yang renyah.

Hingga pukul 11 malam, Rose masih berada di balik meja belajarnya. Ia orang yang sangat terorganisir. Setelah selesai mengisi diarinya, gadis itu akan lanjut membuat list to do untuk hari esok, meskipun itu hari libur. Kemudian Rose akan mulai membaca jurnal atau modul kesehatan yang berkaitan dengan penyakit dan anatomi. Ia juga akan menonton tayangan operasi, seminar kedokteran, atau sekedar mengingat kembali istilah-istilah biologis sambil tiduran dan makan cemilan—itu bukan tindakan yang baik, tapi sangat menarik.

Saat sedang fokus belajar, ponselnya berdering. Rose mendiamkannya selama tiga menit, ia harus membereskan review-nya terlebih dahulu. Setelah itu, tangannya meraih ponsel sembari menyandarkan punggungnya yang terasa pegal ke kursi. Jarinya mengusap layar ponsel yang menampilkan chat dari Jaehyun. Ia pasti butuh bantuan.

J
Aku butuh bantuanmu.
11.49

Apa?
11.51

J
So cold.
11.51

Bantuan apa?
11.52

J
Surprise untuk mamahku.
11.52

Apa yang bisa kulakukan?
11.53

J
Banyak.
Datang ke penthouse-ku hari Rabu.
Aku kirim alamatnya nanti.
11.54

Kenapa tidak besok?
11.54

J
Kangen aku?
11.54

Gila
Lebih cepat lebih baik.
11.55

J
It might take some time tho.
Besok tidak bisa. Aku sedang di Singapura.
11.56

Sedang apa?
11.56

J
Kau mulai peduli.
11.56

Shut up!
11.57

J
Perjalanan bisnis selama lima hari.
Baru pulang nanti Rabu.
Sampai nanti.
Dah
11.58

Rose tidak membalas chat yang terakhir. Lagipula, Jaehyun tidak akan membuka ruang chat dengannya lagi kalau tidak ada perlu. Rose menarik napas panjang kemudian bangkit dan meregangkan kedua tangannya. “Hari ini sangat melelahkan. Aku harus segera tidur.”

Rosé ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang