Chapter Twenty Six

4.9K 521 281
                                    

Hai hai hai~
Kalian apa kabar? There's nothing new with the intro, masih sama kayak chapter-chapter sebelumnya. Masih sayang dan respect banget sama kalian banyak-banyak. Happy reading yaa~

Oh, kalo misalnya ada bagian yang gak sesuai buat kalian, skip aja tak apa. Leave some comments if you can yaa. Thank you and lafyuuu



“When you come out of the storm, you won’t be the same person who walked in. That’s what this storm’s all about.”
—Haruki Murakami—

Jaehyun memandang perempuan dengan rambut panjang berwarna pirang di hadapannya dengan senyum mencibir, membuat perempuan dengan wajah cantik agak pucat itu gemetar. Dia bukan Rose. Hanya seorang dari masa lalu Jaehyun yang sudah membuat hatinya sedemikian hancur dan terpuruk.

Ketika Jaehyun berniat membawakan Boeuf Bourguignon untuk Rose, secara kebetulan ia bertemu dengan Han Mina, si bintang idola terkenal yang namanya langsung meroket bahkan sejak debutnya lima tahun lalu. Tentu saja perempuan ini sukses, dia bahkan sampai meniduri putra CEO agensinya sendiri. Kalau Mina tidak menjalin hubungan dengan Mingyu, laki-laki itu tak akan repot-repot membujuk ayahnya untuk mendebutkan dan mempromosikan Mina dengan begitu maksimal.

“Sudah lama ya, Mina.” Jaehyun menyapa dengan suara mengintimidasi. Ia mendekat ke arah Mina, berniat menyudutkan perempuan ini setelah usaha keras yang dilakukan untuk menjauhkan diri dari para pemburu sensasi. Wajah Jaehyun turun, mengamati setiap inchi wajah perempuan yang sempat membuatnya tergila-gila. “Kau masih secantik dulu—ah tidak, kau sebenarnya menjadi lebih cantik. Pasti menyenangkan ya meraih popularitas setelah tidur dengan mantan teman baikku. Ah, apa aku bicara terlalu kasar? Tapi kan yang kukatakan itu benar.”

Mina mengangkat wajahnya, memaksakan diri untuk menatap Jaehyun tepat di mata. Suaranya terdengar sangat tipis sampai terasa seperti sebuah bisikan. “Sekarang kau jadi pria yang sangat kasar, Jaehyun. Dan orang bilang kalau kau masih bersikap seperti itu pada seseorang yang pernah dicintai, artinya perasaan yang kau simpan masih belum sepenuhnya sirna. Aku bisa melihat matamu bergetar. Kau masih menyukaiku kan, Jay?”

Jantung Jaehyun serasa diremas begitu kuat oleh suara Mina yang rendah tapi memikat. Jay. Hanya Mina yang memanggilnya seperti itu. Panggilan itu adalah satu-satunya yang perempuan itu berikan setelah semua rasa cinta dan hadiah mahal yang Jaehyun curahkan selama bertahun-tahun tahun mencintainya. Menjadi putri bungsu seorang hakim agung dan dicintai oleh pewaris tunggal Alpha Inc. tidak lantas membuat Mina puas. Perempuan itu bisa mendapatkan segalanya kalau saja ia tidak terlalu serakah dan terburu-buru.

Jaehyun berdecak pelan. Senyum kecil kembali terukir di wajahnya. “Pertunangan ini tidak akan terjadi kalau aku masih mencintaimu,” jawab Jaehyun mantap. “Jangan terlalu percaya diri. Wanitaku adalah seorang dokter penuh integritas dan dia punya kualitas. Dia bukan wanita yang hidup hanya untuk kesenangan diri sendiri sepertimu.”

“Kau bicara seolah-olah dirimu itu merupakan nabi yang tidak pernah melakukan dosa.” Mina membalas sambil memasang senyum kecut. Matanya kembali menusuk Jaehyun dengan tajam. “Kalau dia sebaik itu, dia pasti tidak akan berakhir menjadi wanitamu. She must be a gold digger that is so good at bed. Dan kalau kau melihatku sebagai perempuan yang seburuk itu, artinya tunanganmu juga tidak ada bedanya denganku. Atau... kau hanya mencari perempuan yang terlihat sepertiku?”

Rosé ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang