Malem minggu bersama Rose dan Jaehyun. Plis ini bukan pantun.
I still cannot believe that I can go thus far, all thanks to you guys. I will never be able to make it without you guys here. Ini salam pembuka yang emo sih asli 😭😭😭
But all seriousness, you guys are like my happy pills. Eh, padahal gue cuma mau bilang happy reading ya ampun, tapi malah kemana-mana dulu. Shawry... yaudah happy reading ya ♡
❄
❄
❄It has been said, ‘time heals all wounds.’ I do not agree. The wounds remain. In time, the mind, protecting its sanity, covers them with scar tissue and the pain lessens. But it is never gone.
—Rose Fitzgerald Kennedy—“How was your sleep, Roseanne?”
Sapaan Jaehyun di pagi hari yang basah hampir membuat Rose terlonjak. Untungnya dia bisa dengan cepat menyadari keadaan mereka dan tidak melompat dalam keadaan tanpa busana. Kepalanya masih terasa pening. Semua hal yang berada di sekitarnya terasa berputar tak karuan.Ia pernah melewati malam tanpa tidur saat koas dulu. Keadaannya sama-sama menengangkan dan membuat lelah tapi tidak gila seperti tadi malam. Rose menutupi wajahnya mengingat betapa ‘gilanya’ mereka semalam. Semuanya terekam jelas dalam memori gadis itu sehingga yang bisa ia lakukan hanya mengucap ‘astaga’ dan menghembuskan napas kasar.
Jaehyun yang berbaring di sampingnya mengamati Rose dengan saksama. Tangan kanannya terulur untuk membelai rambut panjang, kemudian turun ke lengan gadis itu. Tidak ada percakapan yang terjadi sepanjang satu menit ke depan. Hanya Jaehyun dengan gerakan lembutnya membelai lengan Rose yang dingin karena AC. Ia harap gadis itu tidak masuk angin—atau Jaehyun akan merasa sangat tidak enak karena sudah membiarkan Rose tidur dalam keadaan seperti ini.
Suara Rose memecah keheningan di antara mereka. Matanya mengeryit mengamati Jaehyun yang berbaring di luar selimut dengan pakaian utuh di tubuhnya. “Sekarang jam berapa?”
“Sekitar jam tujuh lebih seperempat kurasa,” jawab Jaehyun. “Kalau kau bingung kenapa aku kelihatan seperti ini, itu karena aku sudah bangun sejak satu jam yang lalu. Aku sudah mandi bahkan sudah menyiapkan bahan presentasi untuk rapat pagi ini.”
“Kau hanya tidur tiga jam,” desis Rose. Tangannya memegangi selimut, menariknya lebih ke atas sehingga menutupi tubuhnya hingga ke leher.
“Yah, tiga jam itu lumayan lama,” kata Jaehyun sambil mendudukan diri di tepian kasur. Kaki kanannya terlipat, ia menggeliat, meregangkan otot-otot tubuhnya. Ekor matanya menangkap gerakan kecil yang dibuat Rose—tangan kirinya memijit pelipis kemudian sedikit beringsut untuk bangun dengan selimut yang dipegangi tangan kanannya. Ini bukan situasi yang biasanya ia perhatikan dengan saksama dan tidak pula ia pernah berpikir untuk menanyakan hal ini pada wanita yang bermalam dengannya. Jaehyun memegang tengkuknya, kedua matanya masih setia mengamati Rose dengan setiap gerakannya. “By the way, does your body feel stiff or aching or something like that?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Rosé ✔
Fanfiction[COMPLETED] Jaehyun does sleeping with girls but he will never date. Meanwhile Rose is being too focus on pursuing her career and wanna use Jaehyun for a revenge. They make a complete crazy couple. "For the rose, though its petals be torn asunder...