Chapter Ten

5.1K 665 161
                                    

Holaaa~
I'm back! Sengaja dipublish setelah buka biar santuy. Manteman yang mampir jangan lupa voment yaa. Aku tuh seneng banget bacain komentar kalian, apalagi kalau mood lagi down. Anyway, selamat berbuka dan selamat membaca 😚



The difference between sex and love is that sex relieves tension and love causes it.”
—Woody Allen—

“Kenapa kau menahan napasmu seperti itu, Roseanne?” bisik Jaehyun. “Pundakmu terasa sangat tegang.”

Rose menepis tangan Jaehyun. Ia berbalik, menatap Jaehyun dengan intens. Ia sedikit takjub karena bisa menghadapi Jaehyun dalam jarak sedekat ini. “Karena aku lelah. Berhentilah menggodaku, Jaehyun. Kau butuh bantuan seperti apa? Cepat beritahu aku.”

Jaehyun mundur dengan cepat. Ia hampir mencium tengkuk Rose kalau saja gadis itu tidak menepis tangannya dan berbalik sambil menatap matanya tajam. Jaehyun sempat kaget karena perempuan yang bukan tipenya seperti Rose justru membuat jantungnya sedikit berdebar. Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kali Jaehyun merasa berdebar karena seorang gadis.

“Maaf,” kata Jaehyun kemudian berdehem pelan. Ia berbalik lantas sedikit mendudukan dirinya pada sofa di belakangnya. “Eunwoo memberitahuku kalau kemarin kau membantu mencari barang-barang untuk ulang tahunnya.”

“Aku cuma menemaninya. Lagipula barang-barang yang dia beli sama sekali tak ada hubungannya dengan persiapan ulang tahun. Maksudku dia bisa beli itu untuk acara apa saja,” jelas Rose. Ia tidak tahu kenapa penjelasannya terdengar seperti sebuah klarifikasi isu perselingkuhan. Padahal Rose dan Jaehyun tidak punya hubungan apa-apa.

“Dia cuma mau berkenalan denganmu, itu saja.” Jaehyun menyahut dengan santai. Sambil melipat kedua lengannya, Jaehyun melanjutkan, “Eunwoo orangnya menyenangkan. Kau boleh bermain dengannya kalau mau.”

“Tidak, terima kasih. Aku sibuk,” jawab Rose.

“Katanya lagi, kau terus-terusan membicarakanku ya, Roseanne?” Jaehyun melempar pertanyaan sedikit menggoda. Ia tersenyum melihat ekspresi kesal gadis dengan figur tinggi langsing di depannya itu. Menarik sekali.

Rose memutar matanya, kemudian menatap Jaehyun sambil memiringkan kepalanya. “Kalau aku bilang ‘ya’ apa kau senang?”

“Kau bicara apa tentangku?” Jaehyun kembali bertanya tanpa mengindahkan pertanyaan Rose sebelumnya.

“Aku juga lupa tuh,” sahut Rose sambil melihat jam tangan di pergelangan kanannya. “Waktu terus berjalan, Jaehyun. Kau butuh bantuan apa?”

“Aku kebingungan menyiapkan hadiah untuk mamahku.” Jaehyun memberikan jawaban dengan cepat. Ia menyentuh ujung hidungnya sejenak, kemudian kembali fokus pada Rose yang tak melepaskan sedetikpun pandangannya dari sosok Jaehyun. “Aku mau memberikan sesuatu yang spesial, yang kubuat dengan tanganku sendiri.”

“Kenapa harus repot-repot? Kenapa tidak membelikan barang-barang branded saja?”

“Dia sudah punya banyak.” Jaehyun menyahut dengan tampang polos yang mengesalkan. “Apa yang biasa kau beri pada mamahmu saat ulang tahunnya?”

Rose tampak berpikir. “Aku akan membuat kue dan beberapa masakan lainnya untuk mamah. Atau memberi handmade syal, semacam itulah.”

“Menurutmu mamahku bakal senang kalau aku membuat itu untuknya?”

Rosé ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang