Chapter Thirty

4.8K 504 245
                                    

Hello~

Aku kobam How You Like That dong. Everyone looks so pretty. They nailed this comeback. Gosh I love them so much. Well, itu curcol sedikit padahal cuma mau bilang 'Happy Reading' aja. Hehehe... Leave some comments ya, bless your night~



“I wish you to know that you have been the last dream of my soul.”
—Charles Dickens—

Bambam merengek saat mendengar jawaban Rose yang menyatakan keberatannya atas rencana liburan yang ia dan Jungkook ajukan. Pria kurus yang selalu tampil sangat ekstra itu kembali memohon pada perempuan muda yang sedang minum Ice Americano di depannya.

“Kak, kumohon. Coba kau pertimbangkan lagi ajakan ini. Kita akan berlibur ke pulau pribadinya Jungkook di Maladewa. Pulaunya tidak kalah bagus dari milik Jaehyun dan Eunwoo kok. Kau pasti akan menyukainya,” bujuk Bambam dengan nada memohon.

“Iya. Bambam bisa memberikan libur padamu,” timpal Jungkook yang duduk di samping Bambam karena meja mereka berbentuk kotak. “Memang kau tidak butuh liburan? Kau bekerja sangat keras sebagai dokter dan sebagai mentornya Bambam.”

“Jungkook benar kak, aku bisa memberikanmu libur. Anggap saja ini ucapan terima kasih dariku karena kau sudah membimbingku dari awal sampai selesai sidang. Jungkook juga bukannya tidak mau mengajak Jaehyun dan Eunwoo untuk merayakan ulang tahunnya—yang sudah lewat dua minggu—di Maladewa. Hanya saja, kau tahu kan, dua orang itu sangat sibuk. Jaehyun akan maklum, percayalah. Kami kan bukan orang asing.” Bambam masih berusaha meyakinkan Rose. “Bahkan Lisa dan temanmu yang punya tampang garang juga ikut.”

Rose tertawa mendengar sebutan baru yang Bambam sematkan pada June. Minggu lalu Bambam memanggil June dengan sebutan ‘Si Alis Tebal Menyebalkan’ dan ‘Tuan Tidak Tahu Namanya’ sehingga saat kemarin lusa kakak kembarnya datang ke Rumah Sakit Pusat untuk bertemu June, gadis itu menjadi sangat berang.

“Aku tidak ikut bukan karena Jaehyun,” kata Rose sambil meletakkan gelas Ice Americano miliknya. Ia menumpu dagu di atas kedua tangannya yang dilipat dan saling bertaut. “Akhir-akhir ini ada terlalu banyak hal menarik di rumah sakit sehingga aku tidak bisa melewatkannya begitu saja. Bukannya aku senang karena ada banyak pasien ya, hanya saja aku merasa sangat senang karena bisa membantu sekaligus belajar dari case kesehatan mereka. You will find out how interesting it is once you fully graduated, take your Hippocratic Oath, and such.

Alih-alih Bambam yang merespon, justru Jungkook yang lebih dulu memberikan respon berupa gelak tawa yang membuat temannya melirik dengan tatapan tajam. “Rose, kau tahu kalau Bambam tidak menikmati profesinya sebagaimana dirimu, kan? Dia lebih ingin jadi dokter hewan. Aku benar-benar tidak bisa membayangkan pria ini mendedikasikan hidupnya untuk menjadi dokter baik dan hebat sepertimu. Astaga, kau pandai melucu.”

Bambam berdecak, “Pikirmu aku tidak pernah berlajar? Aku sudah mengubah sedikit mindsetku. Tenang saja kak, aku tidak akan membuatmu malu!”

“Ya apapun itu. Aku mendoakan yang terbaik untukmu,” sahut Rose santai.

“Oh, kembali lagi pada tawaran awal. Jadi kau benar-benar tak akan ikut?” kata Jungkook dengan tatapan serius sedikit mengandung harap.

Rosé ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang