Chapter Eleven

5.3K 697 229
                                    

Aloha~
Terima kasih buat temen-temen yang mampir dan setia sama cerita ini. I try to figure out some words to say but still haven't found any. Dah lah... selamat membaca 🤗😚



“One day you will kiss a man you can’t breathe without, and find that breath is of a little consequence.”
—Karen Marie Moning—

Rose berdiri memandangi Jaehyun yang  masih terlelap dengan damai di atas kasurnya. Semalam, sebelum Rose turun dari mobil, Jaehyun memberitahu password bahkan memberi satu card—kunci penthousenya dan meminta Rose untuk membangunkannya. Rose pikir Jaehyun sedikit bercanda saat bilang “Tolong bangunkan aku” karena mereka janji bertemu pukul 11 siang. Maksudnya, bagaimana mungkin Jaehyun terlambat saat ia sendiri yang membuat janji temu dengan Rose? Padahal Jaehyun itu pengusaha, seharusnya ia paham tentang konsep menghargai dan mengoptimalkan waktu sebaik mungkin.

Tubuh Rose sedikit membungkuk, tangannya mengguncang pundak kiri Jaehyun sementara mulutnya memanggil nama pria itu. “Jaehyun, bangun. Ini sudah jam 11.20. Ayo cepat, katanya mau belajar membuat kue.”

Guncangan yang Rose berikan semakin kuat, Jaehyun sedikit mengerang kemudian membuka matanya sedikit demi sedikit. Rose mundur saat melihat Jaehyun bangkit kemudian terduduk sambil memandangnya dengan tatapan sayu. Jaehyun mengucek matanya sambil menguap tanpa merasa malu atau risih karena ada seorang gadis yang memandangnya. Katanya, laki-laki cenderung tidak merasa malu saat bangun dan melihat ada perempuan di sekitarnya, sementara perempuan justru sebaliknya. Meskipun tidak semuanya begitu sih.

“Kau telat 20 menit,” semprot Rose saat Jaehyun masih duduk sambil menggaruk rambutnya.

“Aku baru tidur jam 8 pagi tadi,” balas Jaehyun dengan suara serak. “Ada banyak hal yang harus kukerjakan. Becoming the only heir for my family's huge corporate feels a bit too much for me to handle.”

“You don’t have any option,” timpal Rose. “Now get up, take a bath, and let’s get started with our lesson.”

“Wanna take a bath with me?” goda Jaehyun membuat Rose mendengus sebal.

“Tidak, terima kasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Tidak, terima kasih. Aku sudah mandi sebelum datang ke sini. Sekarang cepatlah!”

Jaehyun tersenyum memandangi Rose yang berjalan keluar kamarnya. Gadis itu tidak memakai baju yang banyak menampakkan punggungnya seperti semalam. Sayang sekali, padahal Jaehyun pikir Rose kelihatan sangat cantik dengan gaya seperti itu. Pikir Jaehyun, “Probably she just won’t turn me on like the last time she did. Unintentionally.”

Rosé ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang