Hari Sabtu,harinya weekend untuk sebagian sekolah termasuk SMA CENDRAWASIH. Ara menggeliat ketika cahaya matahari menusuk penglihatannya,terlihat disana anindya sedang membuka gorden kamar ara.
"Sayang,kamu mandi gih abang mu udah nunggu dibawah. Kamu mau pergi kan sama aryan?" pertanyaan sang mama membuat ara mengernyit bingung,pasalnya aryan tidak bicara apa apa semalam. Tapi ini?ko tiba tiba?
"Yaudah ma,ara mandi dulu" ucap ara pergi ke kamar mandi.
20 menit berlalu,ara turun dengan pakaian yg dibalut sweater pink dan celana jeans hitam,rambutnya yg biasa ia gerai kini ia kuncir kuda,jangan lupakan poni yg selaku rapih dan menambah kesan lucu. Tak lupa juga sepatu sneakers putih dan tas sling bagenya. Ara menghampiri aryan yg sedang memainkan ponsel nya.
"Bang kita emang mau kemana?" tanya ara
"Aelah pas gue mager lo ngajak jalan,giliran gue semangat lo mager gimana si!" ucap aryan yg masih bermain ponsel.
"Ckk serah! Yaudah kapan berangkat?" ujar ara. Aryan bangkit dari duduknya untuk menuju garasi,ara mengekorinya di belakang sampai masuk ke mobil. Di dalam perjalanan ara tak henti hentinya meng-gonta ganti musik yg di nyalakan,katanya 'bosan'
"Lo ngapain si?daritadi sibuk mulu" tanya aryan yg sudah risih.
"Bisa diem gak lo?bacot mulu heran gue!" ucap ara. Begitulah kalo lagi akrab ya akrab,musuh ya musuh.
***
Sesampainya di caffe rainbow aryan mencari dinda dan reza yg katanya sudah sampai disini. Aryan menemukan keberadaan mereka dan langsung berjalan menghampiri sahabatnya diikuti ara di belakang yg sedang bermain ponsel. Ara tak menyadari bahwa dihadapannya kini ada reza yg sedang menatapnya."Jangan main ponsel terus"
Deg!
Seketika ara mematung di tempat mendengar suara yg tidak asing baginga,reza. Perlahan ara mendongak dan betapa terkejutnya dia melihat reza di depannya.
"Loh..ko?" tanya ara bingung
"Iya,gue reza carlesio. Gue ngajak kalian ketemuan karena gue mau jelasin ke kalian semua tentang gue yg dulu dikata meninggal tapi ternyata enggak" sela reza yg membuat semuanya bingung.
"Maksud lo?" tanya aryan.
*Flashback on*
Suara isak tangis di dalam memenuhi ruangan yg ditempati oleh reza carlesio. Ara menangis sejadi jadinya di ruangan reza.
"Araa udah ya kamu yg sabar,biarin reza tenang disana. Kita keluar ya" ajak dinda yg diangguki oleh ara.
Mereka semua duduk di kursi ruang tunggu sambil menangis,kemudian orang tua reza datang dan segera masuk. Namun ketika masuk orang tua reza bingung mengapa ada alat alat yg terpasang?bukan kah orang yg sudah meninggal tidak ada alat apapun yg menempel? Ratna menghampiri Dr.Rian yg sedang memeriksa keadaan reza
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS
Teen FictionHello everyone!! Welcome to my first story:) Votenya jangan lupa hehe. Cerita ini hasil pikiran aku sendiri. Tolong dihargai dan no copas.:) _________________________________ Arayna Putri Axelia Abraham. Seorang gadis cantik yg dapat membuat pria ma...