37. Keputusan

716 32 1
                                    

"Apakah keputusanku membuatmu menderita? Atau malah sebaliknya? Kuharap kamu bahagia tanpa adanya aku,yg kamu cintai."

-Ara.

***

Bel istirahat berbunyi membuat seluruh siswa berhamburan untuk mengisi perutnya yg sudah berdemo. Begitupun dengan Cadvar dan Daci,mereka berjalan ditengah koridor dengan sesekali tertawa karena celotehan bahkan godaan dari Andra.

"Hallo cantik" sapa Andra kepada siswi yg berjalan di hadapannya,siswi tadi menatap tajam Andra.

"Nyapa gue?" tanyanya datar dan melenggang pergi,seketika mereka tertawa karena seorang Andra di tolak oleh perempuan.

"Sialan!" umpat Andra.

"Makanya jadi orang jangan playboy, nyaho kan lo" sahut Aril yg diiringi tawa.

Mereka semua duduk di meja pojok kantin yg berhadapan langsung dengan lapangan basket. "Kalian pesen apa? Biar gue sama bebep Dinda yg pesen" tanya Andra yg mendapat tatapan tajam dari Dinda.

"Mie ayam sama jus alpukat" ucap Ara

"Samain ae semua ye?" tanya Andra yg diangguki semuanya.

Setelah menunggu,akhirnya pesanan mereka datang. Mereka makan dengan keadaan hening hingga kedatangan seseorang membuat semuanya memutar bola matanya malas.

"Ngapain lo nenek lampir?" celetuk Andra yg dihadiahi tatapan tajam oleh Sasha. Ya,yg datang itu Sasha.

"Minggir dong kak,gue mau duduk samping ka Vanza" ucap Sasha dengan suara yg dimanja manjakan.

"Cih,carmuk" gumam Dewi

"Ishh ayo dong kak pindah!" kesal Sasha karena ucapannya tak dibalas oleh Ara. Ara sibuk memakan makanannya daripada membalas celotehan Sasha.

"Ish kak! Gue bilang minggir! Lo budek ya kak!" sentak Sasha sambil menarik lengan Ara. Ara yg kesabarannya sudah habis menoleh kearah Sasha dengan tatapan tajam dan dingin mebuat siapa saja ciut,termasuk Sasha. Namun dia menutupi rasa takutnya.

"Lo siapa berani ngatur ngatur gue?" tanya Ara datar membuat semuanya ternganga dengan jawaban Ara. Mereka tatau dimana Ara yg ramah,dimana Ara kalem,itu semua seakan tersingkirkan dengan sikap Ara yg dingin dan emosian.

"Bukan siapa siapa si,tapi kan gue mau duduk samping Kak Vanza" timpal Sasha dengan wajah tak berdosa.

"Cih,carmuk" ucap Ara

"Apaan lo?!" ucap Sasha emosi.

Vanza yg sudah jengah berdiri dari duduknya dan meghadap kedua perempuan yg sedang ribut. "Tinggal duduk apa susahnya si?" ucap Vanza datar,teman temannya melongo mendengar ucapan Ara. Sasha tersenyum miring mendengar jawaban Sasha,berbeda dengan Ara yg menatap Vanza dengan tatapan yg sulit diartikan.

Sasha memeluk lengan Vanza manja,namun yg diperlakukan hanya diam membuat Ara emosi. Dianggap apa dirinya? Mengapa diperlakukan seperti itu hanya diam saja? Ara sudah tak tahan,dia juga sudah emosi.

Apa berhak saat ini Ara marah? Apa berhak saat ini Ara melarang Sasha untuk duduk dengan Vanza? Apa berhak? Ara tidak peduli,Vanza saja jika Ara dekat dengan laki laki dia cemburu dan akan marah kepada Ara. Kenapa Ara tidak bisa?

"Lo ngomong sama gue tapi lo kemakan omongan lo sendiri. Cih,senjata makan tuan" ucap Ara

"Dan lo,dasar murahan!" ucap Ara penuh penekanan.

THE TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang