Terdengar suara gaduh dari depan kamar Ara,Ara segera membuka pintu dan terlihat kelima sahabat abangnya serta Aryan dan El yg ada disana. Mereka menyengir kala Ara menatapnya datar.
"Masuk"
Mereka semua kini berada dikamar Ara yg bernuansa galaksi,Ara memang menyukainya. Keheningan terjadi diantara mereka hingga suara Andra yg memecahkan keheningan.
"Ra,lo ga pamit sama Vanza?" tanya Andra yg dijawab gelengan oleh Ara.
"Biar dia tau dari surat ini. Gue nitipin ini sama kalian semua,jangan ada yg kasih tau sebelum keadannya emang udah sulit. Biarin dulu dia bahagia,apapun yg buat dia bahagia itu juga kebahagiaan gue" ucap Ara sambil menyerahkan selembar kertas itu kepada Dinda.
Mereka larut dalam keheningan lagi,inilah yg selalu akan Ara rindukan. Kebersamaan bersama orang orang terdekatnya yg membuat Ara betah dengan mereka. Sikap humoris yg dimiliki mereka mampu membuat Ara senang dan nyaman. Karena mereka,Ara telah kembali ke kehidupan awalnya. Ara merasa terlindungi disini.
Saat hening,Aryan membawa Citra ke kamarnya dan berdiam di rooftop. Aryan menatap Citra lekat,yg diperhatikan menoleh dan pandangan mereka bertemu. Aryan segera memeluk gadisnya erat,seakan tidak mau berpisah. Citra sedaritadi menahan benteng pertahanannya,namun itu semua sia sia. Dia menangis di pelukan Aryan.
"Stt jangan nangis,aku gasuka" ucap Aryan sambil mengusap air mata Citra.
"Aku gamau kamu pergi" ucap Cigra lirih.
"Citra,aku kesana karena keinginan mamah. Aku gamungkin gak hargain keputusan mamah,lagian aku cuma 1 tahun disana. Asalkan kamu mau nunggu aku disini" ucap Aryan seraya tersenyum
"Tapi 1 tahun itu bukan waktu yg cepat Aryan. Aku gabisa" Citra memeluk kembali kekasihnya. Jujur,Aryan pun tak mau berpisah dengan gadisnya. Karena gadisnya lah yg membuat Aryan merasakan jatuh cinta,karena gadisnya hidupnya kembali berwarna.
"Kita bisa vidcall sayang" ucap Aryan tersenyum membuat Citra ikut tersenyum.
"Gitu dong senyum kan enak diliatnya. Pokoknya kamu jangan sedih,meskipun aku gaada di samping kamu. Tapi,hati aku bakal terus sama kamu" ucap Aryan membuat keduanya tersenyum.
"Aku bakal nunggu kamu,seberapa lama waktunya aku gapeduli. Yang terpenting,kamu harus terus belajar. Jangan lupa buat kabarin aku,sering kasih kabar buat aku. Dan jangan lupa" Citra menggantungkan ucapannya membuat Aryan bingung. Citra mendekatkan dirinya ke telinga Aryan "jangan lupa,jangan kecantol sama bule" ucap Citra tertawa membuat Aryan terkekeh dan mengacak rambut Citra.
Dikamar Ara,mereka tak henti hentinya berbicara. Terutama Andra yg terus berusaha melawak,namun usahanya garing.
"Buah nanas,gamungkin bertanya." ucap Andra bernada pantun. "Berasa panas,tapi gaada wujudnya" sambung Andra diiringi gelak tawa dari dirinya sendiri,karena yg lainnya hanya menatapnya datar.
"Woy! Ketawa kek elahh. Gue udah bikin kalian ketawa juga" ucap Andra kesal
"Ngelawak?" pertanyaan polos itu keluar dari mulyt Dinda.
"Gue mutilasi juga lo. Nyebelin lama lama,daritadi gue berusaha ngibur kalian gentong!"
"Oh"
Andra yg kesal pun segera menuruni anak tangga untuk menuju dapur rumah sahabatnya,dia mengambil minum dan mengambil beberapa snack untuk dibawa ke kamar Ara. Saat akan pergi dari dapur, ponsel Andra bergetar menandakan pesan masuk.
Drtt drtt
Andra mengernyit bingung karena tertera nomor yg tidak dikenalnya. "No siapa ini?" gumam Andra. Andra yg penasaran pun memilih membuka chatnya dan seketika bola matanya membukat melihat pesan yg dikirim oleh orang yg tidak dikenalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS
Teen FictionHello everyone!! Welcome to my first story:) Votenya jangan lupa hehe. Cerita ini hasil pikiran aku sendiri. Tolong dihargai dan no copas.:) _________________________________ Arayna Putri Axelia Abraham. Seorang gadis cantik yg dapat membuat pria ma...