21. Berubah?

835 34 0
                                    

Hari berganti hari,pagi ini matahari memancarkan sinarnya dan memasuki celah celah gorden kamar seorang gadis yg masih terbaring di kasurnya

"Araa bangun nak,udah siang" sahut Mamahnya

"Eunghh,iya mah"

Ara beranjak menuju kamar mandi untuk melakukan ritual paginya. Beberapa menit kemudian Ara sudah siap dengan seragamnya sambil menenteng tas menuju makan.

"Pagi mah,bang" sapa Ara

"Pagi de/pagi sayang" ucap mereka serempak.

Mereka makan dengan keadaan hening. Setelah selesai,Ara dan Aryan menuju garasi,sedangkan Faris kembali ke kamarnya.

"Ra lo berangkat ame sape?" tanya Aryan yg sudah menaiki motor. "Vanza bang,tapi ko belom dateng ya? Tumben banget" ucap Ara dengan raut wajah khawatir.

"Bareng gue aja buruan" ajak Aryan, "Tar lo telat" lanjut Aryan.

"Gak bang,gue nunggu Vanza aja. Lo duluan aja gih" ucap Ara yg diangguki Aryan.

"Yaudah ati-ati lo"

10 menit berlalu,Vanza tak kunjung datang juga. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 06.50 otomatis 10 menit lagi bel masuk akan berbunyi. Mau tak mau ia harus menaiki angkot,inikah keberuntungan? Ketika sedang gelisah ada angkot menuju sekolah,lega.

5 menit di perjalanan dan kini Ara sudah berada di sekolah,yg berarti 5 menit lagi bel masuk akan berbunyi. Hari ini adalah hari ujian terakhir,setelah ujian berakhir,mereka akan melaksanakan liburan ke tempat yg berada jauh dari kota.

Ara memasuki ruangannya dengan nafas tersenggal senggal,Ara langsung duduk dan meneguk minum yg dibawanya sampai setengah.

"Ra,lo kenapa lari larian? Lagian ko lo berangkat ga bareng Vanza?" tanya Citra,karena tadi Citra melihat Vanza tidak berangkat bersama Ara. "Gue gatau,tadi gue udah nungguin dia,bahkan sejak kemaren pun gaada kabar. Gue khawatir" lirih Ara. Citra yg melihatnya merasa iba dengan sahabatnya,Citra tau apa yg sedang dialami Vanza dan keluarganya.

"Gue yakin Vanza baik baik aja,mungkin dia ada masalah keluarga" ucap Citra meyakinkan. Bel masuk berbunyi,dan semua murid masuk ke ruangan kelasnya masing-masing untuk melakukan ujian terakhir.

Jam menunjukkan pukul 09.00 yg artinya adalah jam istirahat,mereka semua menuju kantin untuk menjernihkan otak untuk ujian selanjutnya. Mereka sekarang sedang berada di kantin,suasana yg berbeda mereka rasakan. Dimulai dengan Dinda yg menjadi pendiam begitupun Andra,dan entah kenapa mereka semua bingung dengan sikap Vanza yg juga menjadi pendiam.

"Za,lo knapa?" tanya Aryan

"Gue gapapa,gue duluan" ucap Vanza seraya bangkit dari duduknya. Namun,baru beberapa langkah tangannya dicekal oleh Ara membuat langkahnya terhenti. Vanza berbalik menaikan sebelah alisnya seolah bertanya.

"Lo kenapa? Tiba-tiba diem gini? Terus tadi pagi kenapa ga jemput gue? Untung gue gak telat" ujar Ara beruntun,Vanza mengusap wajahnya kasar. Dia sedang frustasi tentang ayahnya,dan Ara malah memikirkan dirinya sendiri.

"Emang harus ya setiap hari antar jemput lo?" tanya Vanza dengan raut wajah tajam

Jlebb.

Banyak tatapan yg melihat Ara iba,karena baru kali ini Vanza bersama seorang perempuan setelah masalalunya dulu pergi meninggalkannya. Ara mematung di tempat karena ucapan Vanza tadi.

Lo gak boleh nangis gini Ara,tenangg batin Ara.

Ara menghembuskan nafasnya pelan,kemudian tersenyum. "Gapapa ko,lagian juga gue bukan siapa siapa lo yg harus setiap hari di antar jemput" ucap Ara lirih yg akan mengeluarkan air matanya. Namun sesegera mungkin,Ara mendongakan kepalanya keatas untuk meredam air matanya.

THE TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang