39. Penyesalan

846 37 0
                                    

"Sekarang aku percaya bahwa penyesalan itu ada."

-Vanza.

***

Masih adakah kesempatan untuknya? Dia rasa tidak. Suatu tindakan membuat kisah cintanya berada di ujung tanduk. Memang,cinta itu buta. Cinta yg dapat merubah segalanya,mengubah kita untuk bertindak bodoh. Setelah yg dilakukannya itu apa masih ada sebesit harapan untuknya? Akankah dia bahagia tanpa orang yg dicintainya?

Mengapa takdir begitu kejam,mempertemukan lalu memisahkan kembali. Tidak cukupkah takdir mempermainkannya? Dimana sebenarnya kebahagiaannya saat ini? Mengapa sangat sulit untuk dia bahagia walau seketika. Jika memang takdir memertemukanku kembali keada orang yg dia cintai saat ini,dia akan bersyukur.

Namun,apa mungkin haraannya akan terwujud? Hanya waktu yg bisa menjawab. Ikuti saja skenario yg Tuhan buat,dan jalani seperti air yg mengalir. Kebahagiaan akan selalu bersamamu,entah itu bersama orang yg kamu cintai. Atau mungkin orang yg mencintaimu.

Setelah dimana Vanza menyusul ke rumah Ara. Vanza terlihat murung,tidak ada yg pantas untuknya. Mamahnya pun bingung ada apa dengan anaknya? Tidak biasanya dia seperti ini. Vanza hanya mengurung diri di kamarnya,menatap ponsel yg mati berharap ponselnya akan berdering dan menandakan seseorang menelponnya. Namun,sudah beberapa hari ini dia tidak ada kabar. Dirinyapun rindu dengan gadisnya,rindu dengan wajah menggemaskannya,rindu dengan senyum yg selalu hadir. Namun sekarag hanyalah ada bayang bayang yg terlihat.

"Ra..lo kemana?" lirih Vanza tak sekalipun berpaling dari ponselnya.

Tokk..tokk..tokk

Terdengar suara ketukan pintu,dan terlihat sahabatnya bersama sahabat Ara. Berharap Ara ada disana,namun nihil tidak ada. Mereka menghampiri Vanza yg masih menatap ponselnya.

"Za,lo gak seharusnya gini. Ngurung diri di kamar,gak makan beberapa hari,liat badan lo noh. Kea gembel sumpah" ucap Andra bermaksud untuk mencairkan suasana,namun Vanza hanya diam.

"Ayolah man lo gaboleh gini. Ara disana juga buat belajar,bukan buat nyari bule terus gantiin lo" ucap Aril

Citra menghampiri Vanza dan menyerahkan secarik kertas yg Ara berikan sebelum berangkat. Vanza mengangkat sebelah alisnya bertanya.

"Dari Ara"

Vanza langsung membukanya seraya membacanya. Hatinya sakit melihat surat dari Ara,apa mungkin dia bakal melupakannya? Sudah cukup. Hentikan semua hukuman ini,Vanza tidak kuat. Hatinya serasa ditusuk berbagai ribuan pisau.

Haii Vanza:)

Mungkin setelah lo baca ini,gue udah pergi jauh. Jauh banget deh pokoknya. Tapi lo gaboleh khawatir sama gue,gue baik baik aja kok. Tapi mungkin lo ya yang gak baik baik aja? Lo pasti ga makan kan setelah tau kalau gue pergi? Apa lo ga kasian sama diri lo sendiri?

THE TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang