Tak ada yg tau apa yg akan terjadi kedepannya. Sebagai manusia,kita harus menghadapinya dengan sabar.
***
Semenjak insiden di kantin,Andra dan Dinda seperti mati kutu. Menjadi pendiam seketika,saat ini mereka sedang berada di parkiran untuk pulang. Sebenarnya bel pulang sudah berbunyi 5 menit yg lalu,tapi mereka memilih untuk menunggu dulu.
Dinda sedari tadi hanya memainkan ponselnya tanpa menghiraukan teman-temannya. Andra pun sama,dia sedari tadi memainkan ponselnya sambil sesekali melirik ke arah Dinda. Sebenarnya dia tak tega membentak Dinda,karena dia sedang emosi. Dinda memasukkan ponselnya ke saku roknya dan mendongak menatap teman-temannya.
"Gue balik" ucap Dinda yg langsung melangkah untuk pergi. Namun baru beberapa langkah,dia terhenti karena ucapan seseorang.
"Bareng gue" sahut Andra yg berjalan menghampiri Dinda dan meraih pergelangan tangan Dinda. Namun,Dinda menepisnya kasar.
"Gue gak butuh tumpangan dari orang brengsek!" ucap Dinda penuh penekanan disetiap kalimatnya,dan berjalan cepat menuju halte bis. Memang sedang beruntung atau apa,dia langsung mendapatkan bis yg memang sedang menunggu siswa-siswi pulang.
Andra menghembuskan nafasnya pasrah. Ini juga salahnya karena sudah menyentak Dinda. "Yg sabar broo!" ucap Aryan seraya menepuk pundak Andra. Andra tersenyum miris melihat teman temannya men-supportnya.
"Thanks" balas Andra dan langsung menaiki motornya dan pergi meninggalkan sekolah."Yaudah yuk balik" ajak Aryan.
Mereka semua pergi meninggalkan sekolah menuju rumah masing-masing. Vanza dan Ara sampai didepan rumah Ara. Mereka turun dari motornya dan melepas helm yg mereka pakai. Ara mengenyit bingung mengapa helm nya tidak bisa dibuka? Apakah macet?
"Kenapa?" tanya Vanza
"Eh gapapa kok hehe" cengir Ara yg masih berusaha melepas helmnya. Vanza terkekeh melihat Ara tengah kesulitan membuka helmnya.
"Kalo gabisa itu bilang,jangan diem aja" sahut Vanza sambil membantu Ara.
"Ih apasi initu bisa,cuma gue nya aja yg kurang tenaga" ucap Ara sambil terkekeh pelan. Akhirnya,helm yg dipakai Ara terlepas mebuat rambutnya berantakan.
"Makasih,mau masuk dulu?" tawar Ara yg dibalas gelengan kepala oleh Vanza. Ara mengernyit tanda bertanya 'kenapa'?
"Gue mau belajar" ucap Vanza seraya mencubit hidung Ara yg membuat sang empu memukul tangan Vanza dan mengusap hidung nya.
"Tumben banget belajarrr nihhh" ucap Ara yg diiringi tawa.
"Gaada yg lucu,Rara" ucap Vanza dengan mengganti namanya.
"Ko Rara si?"
"Panggilan sayang" Ara tersenyum mendengarnya. "Yaudah kalo gitu gue panggil lo Aza ya ya ya?" tanya Ara mengangkat kedua alisnya.
"Gak! Yg bagusan dikit kee" protes Vanza tak terima. "Harus,yaudah gue masuk. Byee Azaaaa" ucap Ara sambil berlari diiringi gelak tawa. Vanza yg melihatnya hanya menggelengkan kepala dan tersenyum.
***
Vanza sampai dirumahnya,ketika dia turun dia merasa ponselnya bergetar tanda ada pesan masuk.Ara☺❤
Azaaaaa udah sampe?:vvanzaradit
Udah ko,btw jangan Aza dih jelek.Vanza tersenyum melihat roomchat nya dengan Ara. Seketika pandagannya beralih ke mobil berwarna silver,Vanza mengerutkan dahinya ia tak tau siapa pemilik mobil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS
Teen FictionHello everyone!! Welcome to my first story:) Votenya jangan lupa hehe. Cerita ini hasil pikiran aku sendiri. Tolong dihargai dan no copas.:) _________________________________ Arayna Putri Axelia Abraham. Seorang gadis cantik yg dapat membuat pria ma...