62. Rumah pohon

578 28 0
                                    

Setelah insiden dimana Vanza melamar Ara,kini mereka berdua berniat untuk menghabiskan waktu berdua sebelum besok Ara berangkat ke Inggris.

Kini,Vanza sudah siap dengan hoodie putihnya dengan celana jeans hitam sobek dibagian lutut dan sepatu nike yg selalu dipakainya. Vanza keluar menuruni anak tangga dan menemukan Zulfa,Papah dan Mamahnya.

"Mau kemana bang?" tanya Rani

"Paling mau kencan sama tunangannya" itu bukan suara Vanza. Itu suara William yg sedang menggoda anaknya. Kedua orangtua Vanza memang sudah mengetahui bahwa Vanza telah melamar Ara.

"Bener kata papah mah hehe" ucap Vanza sambil menggaruk tengkuknya yg tak gatal.

"Yauda gih"

"Iya mah Vanza pamit. Assalamualaikum"

"PULANGNYA LAMAIN!!" teriak Mamahnya dari dalam yg dibalas acungan jempol oleh Vanza.

***
Ara sedang bersiap di kamarnya,kaos putih polos yg melekat dan dibalut dengan jaket levisnya. Rambutnya ia kuncir kuda dan tak lupa sedikit polesan make up. INGAT S E D I K I T!

Ara turun sambil menenteng sepatu sneakersnya dan disana sudah ada Vanza yg sedang bersama Aryan dan El.

"HELLO EPRIBADEHH" teriak Ara sambil duduk menyempil ditengah El dan Aryan membuat Vanza terkekeh.

"Gausa teriak juga kali gorila. Ini juga kenapa sempal sempil udah ke badan kecil aja" sahut Aryan karena dirinya terjepit.

"Enak aja! Gue langsing ya. Lagian ni sofa masih lega juga lebay amat"

"HALLO EVERYONE!! AMANDA YANG CANTIK PACARNYA MANU RIOS KAMBEKKK!!!!" teriak Manda tanpa mengetuk pintu dan lngsung duduk disamping Ara,otomatis sofa yg muat hanya untuk 2 orang kini terisi jadi 4 orang?! Bayangin.

"Anjinggg sakit bego! Heh Manda taik minggir gak lo?!" teriak Aryan yg lagi lagi terjepit,berbeda dengan El yg tampak santai karena tak terjepit karena badannya ituloh

"Ihh lo aja sono yang minggir gue baru dateng"

"Nggak! Lo aja sana sakit iniii"

"Berisik lo ah gue juga sakit!"

"BERENTI!!!!" teriak Ara yg sedari tadi tubuhnya ikut ke kanan dan ke kiri karena Manda terus saja senggol senggol.

"Za,bantuin aku berdiri. Sumpek banget ini" Vanza langsung menarik Ara berdiri dan Ara dapat bernafas lega saat sudah berdiri dari sofa.

"Goblok lo semua! Ini ayang bep gue udah nunggu dari jam 7 dan sekarang udah jam 7.30 gila" cerca Ara sambil melihat arloji di tangannya.

"Yaudah yuk"

"MARTABAKNYA QAQA!!" teriak mereka semua.

***
Di perjalanan mereka saling diam dengan pikiran masing masing. Ara mengernyit saat motor Vanza berhenti di sebuah pinggiran danau dengan hamparan air yg begitu tenang. Ara sempat bergidik saat turun dari motor Vanza.

"Za kenapa kesini si? Takut ih" ucap Ara sambil menggosokkan kedua tangannya karena dingin,memang cuaca saat ini sedang dingin.

"Ayo" bukannya menjawab,Vanza malah menarik lengan Ara untuk mengikutinya. Ara hanya bisa pasrah lenannya ditarik ak lupa mulutnya pun komat kamit kepada calon suaminya ini.Eh?!

Namun,Ara terus berfikiran negatif. Bagaimana jika Vanza berbuat macam macam? Sedangkan ini adalah tempat sepi. Omg! Berfikirnya saja Ara ak sanggup. Terus ini Vanza mau ngapain?!

"Jangan berfikir aneh aneh" ucap Vanza seakan tau apa yg ada difikiran Ara.

"Abisya kita mau kemanasi?" lagi. Pertanyaannya tidak jawab oleh Vanza,dia hanya sibuk menarik Ara untuk tetap mengikutinya. Dan,sampailah mereka di sebuah rumah pohon minimalis dengan cat dominan coklat tua.

THE TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang