Ketika sebuah perasaan mulai tumbuh,dan disaat itu juga kamu seperti menghempaskan perasaan itu. Seperti sebuah tanaman yg mekar setelah disiram,namun tak lama tanaman itu layu.
***
Ara berjalan menuju kelasnya bersama Aryan,matanya masih terlihat sembab akibat terlalu lama menangis di jalan."Bang,gue ke toilet dulu" ucap Ara.
"Gue temenin,gausah nolak" sarkas Aryan yg diangguki oleh Ara.
Sesampainya di toilet,Ara membasuh wajahnya agar tdak terlalu kelihatan sembab. Setelahnya,ia menghela nafas berat dan tersenyum. Itu hanyalah senyum palsu. Ara keluar dan mendapati Aryan yg sedang memainkan ponselnya.
"Bang" panggil Ara
"Eh,udah?" tanya Aryan yg diangguki okeh Ara. Mereka berjalan menuju kelasnya,ketika sampai dikelas semuanya terdiam melihat Ara dengan mata sembabnya. Di kelas Ara juga terdapat Dinda dan Dewi. Ara berjalan menuju tempat duduknya dan langsung dihadiahi oleh pertanyaan dari teman temannya juga CADVAR.
"Ra,lo kenapa? Ko sembab gitu?
"Eh,gapap ko. Semalem gue nonton drakor semaleman sampe-sampe gue nangis." ucap Ara bohong. Namun,Dewi yg bisa membaca pikiran orang hanya diam dan manggut manggut mengerti apa yg sedang dialami oleh sahabatnya. Aril yg melihat Dewi manggut manggut pun bingung.
"Wi,lo kenapa manggut manggut?" tabya Aril
"Gak" jawab Dewi singkat dan Aril hanya menghela nafas pelan dan Dewi terkekeh kecil.
***
Bel istirahat berbunyi,mereka semua menuju kantin untuk mengisi perutnya. Namun ada yg berbeda kali ini,sedari tadi Vanza tidak kelihatan,mungkin dia bolos. Pikir mereka. Sesampainya di kantin,ternyata sudah ada Vanza yg menunggu."Lah? Ko lo ada disini?" tanya aril
"Telat" jawab Vanza singkat,lalu beralih menatap Ara. Seketika pandangan mereka bertemu sebelum Ara memutuskan kontak mata itu.
"Pindah" ucap Ara kepada temannya yg diangguki oleh mereka. Mereka menduduki tempat yg agak jauh dari bangku Vanza dkk.
"Si Ara kenapa si? Daritadi pagi masuk kelas mukanya kea abis nangis gitu" ucap Andra yg disetujui oleh Aril. Vanza mengerutkan dahinya bingung. Nangis?kenapa bisa dia nangis? Karena apa dia nangis?
"Nangis? Kenapa?" tanya Vanza polos
"Yeuu si bambang! Kita juga kaga tau" timpal Andra. Vanza berdiri dari bagkunya menghampiri meja Ara. Saat sampai di meja Ara,dia duduk disamping Ara. Vanza memanggil beberapa kali namun sama sekali tak Ara gubris,karena merasa risih dia menggebrak meja dengan kuat hingga semua mata tertuju padanya.
Brakk!
Seketika kantin yg tadinya ramai mendadak hening karena gebrakan dari meja Ara. Teman-temannya pun sama terkejutnya,pasalnya Ara tidak pernah marah di hadapan mereka.
"Lo bisa diem nggak si? Hah? Ganggu gue lagi makan! Udah tau gue ngga gubris dan lo masih aja manggil manggil nama gue?" ucap Ara dengan tangan yg mengepal. Vanza bingung dengan sikap aneh Ara saat ini.
"Lo kenapa? Cerita sama gue" ucap Vanza lembut.
"Gausah sok peduli lo sama gue! Lo ga jauh dari kata BRENGSEK!" ucap Ara penuh amarah dan menekankan kata brengsek.
Plakk!
Ara memegang pipinya yg terasa perih dan panas,sebab Vanza menamparnya. What? Vanza menampar Ara? Laki bukan?
"So-sory ra gue ga maksud" ucap Vanza bersalah
Bughh!
Suara tinjuan berasal dari Aryan,dia tak rela melihat adiknya yg dikasari seperti itu. Dikeluarganya,Ara adalah anak yg paling dimanja. Aryan pun tak pernah kasar kepada adiknya,tapi Vanza? Seenaknya dia menampar adiknya yg jelas jelas dirinya lah yg membuat Ara jadi seperti tadi.
"Apa-apaan lo nampar adek gue? Hah? Lo pikir adek gue terima apa yg udah lo lakuin kedia? SEUMUR UMUR ADEK GUE GAK PERNAH YG NAMANYA DIKASARIN! GUE SEBAGAI KAKANYA JUGA GAPERNAH KASAR SAMA DIA!" Aryan menjeda ucapannya,dadanya naik turun dengan tangan yg mengepal. Aryan mendekat kearah Vanza dan menunjuk Vanza dengan jari telunjuknya. "Dan elo! LO UDAH BERANI KASAR SAMA ADEK GUE! LO SIAPA? HAH? Gue gapeduli lo sahabat gue atau bukan. Yang jelas apapun yg menyangkut adek gue,gue gabisa tinggal diem. NGERTI LO?!" ucap Aryan yg menekankan kalimat terakhirnya. Aryan berjalan menuju Ara dan menarik Ara untuk mengikutinya.
Sesampainya di kelas,Ara yg mengerti langsung mengambil tasnya untuk pulang bersama Aryan.
"Dek,lo harus jauhin Vanza." pernyataan itu membuat Ara mengangguk walaupun di dalam hatinya dia tidak bisa.
Dikantin.
"Arghhhh! Kenapa semuanya jadi gini sii?!" tanya Vanza sambil mengacak rambutnya.
"Karena lo" ucap Dewi tiba-tiba. Mereka semua menoleh ke arah Dewi meminta penjelasan. Dewi pun pasrah,dia harus bicara panjang lebar kali ini.
"Intinya,Ara cemburu liat lo pelukan sama Zaskia sebelum lo berangkat kesini" ucap Dewi membuat kedua sahabat Vanza terlonjak kaget.
"Za,Zaskia balik?" tanya Andra yg diangguki oleh Vanza. Berbeda dengan citra dan dinda,mereka bingung siapa Zaskia? Seolah Aril mengerti dia menjelaskan siapa Zaskia,dan mereka mengangguk tanda mengerti.
"Dan yg buat Ara bilang lo brengsek itu karena lo bilang sama Zaskia kalo lo masih sayang sama dia. Gue tau,Zaskia udah gaada perasaan apapun sama lo" ucap Dewi yg lagi lagi membuat semuanya bingung. Dewi menghela nafas pasrah.
"Kia sepupu gue,waktu itu gue pergi ke LA buat jenguk bokapnya Kia. Disitu dia cerita sama gue,kalo dia udah gaada perasaan apa-apa lagi sama Vanza." penjelasan dari Dewi membuat Vanza serba salah kali ini.
***
Dikamar yg bernuansa biru itu seorang gadis sedang merebahkan tubuhnya sambil menatap langit langit kamarnya,seketika bayangan dimana Vanza menamparnya kembali hadir. Ara terpelonjak kaget dan langsung berdiri berjalan kearah balkon. Disana,Ara hanya menatap kosong kedepan. Ia juga bingung bisa sampai semarah itu kepada Vanza."Gue gabisa lupain lo za"
"Itu hak lo,tapi sementar lo diemin aja dulu tu si kutukupret" sahut Aryan tiba-tiba yg sudah ada dikamar Ara. Ara terkekeh mendengar perkataan abangnya itu.
"Tapi bang,sebenernya yg tadi pagi itu siapa si?" tanya Ara penasaran
"Gue juga gatau. Yg jelas si Aril pernah bilang kalo si Vanza itu punya masalalu,nah mungkin aja tadi masalalunya balik" jawab Aryan sesdanya
"Mantan si mantannn. Tapi pake pelukan segalaa" kesal Ara sambil mencebikkan bibirnya. Aryan yg gemas langsung menarik hidung nya membuat sang empunya meringis
"Aduu bang sakitt ih!" ucap Ara sambil menimpuk Aryan dengan bantal yg dibawanya. Aryan pun tak mau kalah,dia berlari menuju kasur Ara dan terjadilah perang bantal.
***
"Assalamualaikum Vanza pulanggg" ucap Vanza ketika setelah membuka pintu"Waalaikumsalam,udah pulang nak?" ucap Rani,mamahnya Vanza kalo lupa. Vanza mengangguk dan langsung berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
Vanza membanting tubuhnya di kasur miliknya,sambil menatap langit langit kamar ia teringat akan dirinya yg menampar pipi Ara.
"Ra,maafin gue" ucap Vanza lirih. "Gue gatau kalo lo ada disana waktu pagi" sambungnya seakan merasa bersalah. Vabza menghela nafas panjang sebelum Vanza bangkit untuk membersihkan tubuhnya.
***
Deg degan aku nulisnya masaa😂Tinggalkan jejakk yaaa...
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS
Teen FictionHello everyone!! Welcome to my first story:) Votenya jangan lupa hehe. Cerita ini hasil pikiran aku sendiri. Tolong dihargai dan no copas.:) _________________________________ Arayna Putri Axelia Abraham. Seorang gadis cantik yg dapat membuat pria ma...