34. Mimpi yg membingungkan

632 28 2
                                    

"Sejauh manapun kamu menyembunyikan rahasia. Jangan pernah berfikiran kalau itu aman. Karena,cepat atau lambat seseorang akan mengetahuinya."

-Ara.

***

Setelah pergi bersama El tadi,El sempat mengantar Ara pulang. Kini,Ara baru terbangun dari tidurnya dan ini sudah pukul 21.00 berarti dirinya tak makan malam?

Bodo lah,masi kenyang gue. Eh tapi gue haus batin Ara

Ara menuruni setiap anak tangga untuk menuju dapur. Sepi. Itulah keadaan rumahnya sekarang,semenjak kepergian ayahnya itu semua berubah. Tidak ada candaan atau godaan dari sang Ayah kepada anak satu satunya perempuan,yaitu Ara.

Setelah Ara minum,ia segera bergegas memasuki kamarnya untuk sekedar membaca novel yg baru ia beli tadi siang bersama El. Namun,langkahnya terhenti karena tangisan seseorang yg dia dan abang abangnya sayangi sedang menangis di dalam kamar? Ada apa ini?

Ara perlahan berjalan menuju pintu kamar mamahnya,saat akan mengetuk pintu tangannya terhenti di udara dan membuat Ara diam seribu bahasa dengan kalimat yg barusaja diucapkan Mamahnya.

"Aiz,Ael,Mama kangen sama kalian. Maafin mama karena udah ninggalin  kalian,Mamah cuma bisa bertukar kabar dengan kalian tanpa melihat wajah kalian. Mamah minta maaf"

Seketika tubuh Ara gemetar mendengar isak tangis mamahnya. Ara sibuk dengan pertanyaan sendirinya.

Siapa mereka?

Siapa Aiz?

Siapa Ael?

Kenapa kangen Mereka?

Kenapa mamah ninggalin mereka?

Itu semua membuat kepala ingin pecah seketika,air matanya terus berjatuhan tanpa berniat sedikitpun mengusapnya. Ara menarik napas panjang sebelum ia memasuki kamar Anindya.

"Mah.." lirih Ara

"Sayang,kamu kenapa ko nangis?" tanya Anin sambil mengusap airmata di pipi Ara.

"Apa yg mamah sembunyiin dari Ara,bang Aryan sama bang Faris mah. Apa yg mamah sembunyiin! Apa mahhh jawabb!" tangis Ara pecah di dekapan Anin,Ara akui. Jika urusan yg menyangkut keluarganya ia akan lemah,apalagi sampai ia di bentak.

Mungkin ini sudah saatnya batin Anin.

"Besok malam,kamu sama bang Aryan ikut mamah ya. Nanti mamah telfon bang Faris buat pulang,mamah mau bicara sesuatu yg tidak kalian ketahui." ucap Anin yg diangguki Ara.

THE TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang