47. KEJUTAN!

662 33 0
                                    

Semenjak kejadian di rooftop bersama Vanza,Ara jadi sedikit menghindar dari Leon. Ara berjalan menuruni anak tangga menuju meja makan.

"Sulamat pagiiiiii" sapaan hangat itu keluar dari mulut Ara.

"Pagii"

"Ra,berangkat bareng sape?" tanya Aryan

"Gatau,sendiri mungkin"

Tin tin!

"Lah itu si Leon,ko sendiri?" tanya El yg dibalas dengan mengedikkan bahunya acuh.

"Assalamualaikum" ucap seseorang

"Waalaikumsalam" jawab mereka serempak.

Belum juga Leon sampai di meja makan,Ara segera menarik lengan Leon untuk keluar. Leon bingung ada apa dengan Ara? Ara membawa Leon ke samping motor Leon,dan menepisnya kasar.

"Ra lo kenapa?"

"Lo masih tanya kenapa?! Kenapa lo ga ngaku dari awal kalo lo itu kakaknya Sasha! Dan kenapa lo biarin aja adek lo deket sama Vanza! Gue kecewa sama lo!" Ara sudah terlanjur emosi dengan Leon. Ara hendak melangkah pergi,namun langkahnya terhenti karena lengannya dicekal oleh Leon.

"Ra,lo tau kan dari Vanza? Sifat gue berbanding terbalik sama Sasha. Gue udah larang Sasha,tapi dia keras kepala Ra!" bentak Leon membuat mata Ara berkaca kaca.

"Kenapa dunia ini kejam sama gue! Kenapa takdir selalu menghadirkan seseorang yg gak pernah tulus sama gue! Gue capek! Gue pengen pulang kerumah asal gue! Gue capek yon,gue capek!" Leon segera mendekap Ara erat seakan memberi ketenangan,Ara menangis histeris di dekapan Leon,dia memukul dada bidang Leon berkali kali.

Ara capek. Ara lelah. Dia tidak mau terus terusan dipemainkan oleh takdir. Kenapa dunia kejam kepada Ara? Lantas dimana orang orang yg tulus mencintai dan menyayanginya?!

"Lo gaboleh nyalahin takdir Ra,ini semua udah jadi skenario Tuhan. Yg harus lo lakuin cuma ikutin alurnya aja,jangan menganggap bahwa kebahagiaan lo itu gabakal dateng. Percaya sama Allah ra,kebahagiaan lo itu akan datang. Bukan sekarang,tapi mungkin nanti." Leon berusaha menenangkan Ara.

Setelah dirasa tenang,Ara segera melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya. "Sorry,tadi gue emosi" Leon hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Sekarang kita berangkat ya"

***
Sesampainya di sekolah,banyak tatapan heran dari para murid. Karena melihat Ara dengan mata sembab dan Leon yg terus memegang pundak Ara. Mereka berjalan kearah toilet karena Leon menyuruh Ara untuk membasuh mukanya.

"Lo masuk,gue tunggu sini"

Ara masuk kedalam toilet dan berdiri dihadapan cermin,ia melihat penampilannya yg berantakan. Rambut yg acak acakan,bibir pucat,mata sembab. Setelah membasuh mukanya,tibatiba darah keluar dari lubang hidungnya. Dengan cepat,Ara mengeluarkan tissue dari dalam tasnya dan membersihkan sisa bercak darah.

Setelah dirasa bersih,Ara keluar dari toilet dan mendapatkan Leon yg bersandar pada dinding. "Yon,ayok" Leon bangkit dari duduknya dan segera mengantarkan Ara ke kelasnya.

***
Kringg..kringg..kringg

Bel istirahat berbunyi di seluruh sudut sekolah,yg biasanya mereka akan pergi ke kantin. Namun,mereka semua dibuat bingung karena Aril dan Reza menyuruh mereka semua ke lapangan.

Ara dan ketiga sahabatnya sedang berjalan menuju kantin,langkah mereka yg akan menuju kantin terhenti di lapangan. Karena lapangan sudah penuh dengan murid murid Cendrawasih.

THE TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang