32. Emosi

717 29 0
                                    

Sedari tadi ke-8 remaja itu mencari cari keberadaan Ara,namun nihil taada satupun dari mereka yg menemukan Ara. Tibatiba Andra teringat sesuatu membuat mereka semua menatapnya dengan tatapan bertanya.

"Gue lupa kalo gue bisa lacak keberadaan orang" ucap Andra diiringi cengiran membuat semuanya membulatkan matanya dan kalau boleh mereka akan membuang Andra saat itu juga.

"Bego!" ucap Vanza ketus.

"Yaudah cepetan!" titah Dinda yg sedang khawatir.

Tak berselang lama,Andra dapat menemukan keberadaan Ara. Namun,Andra mengernyit bingung. "Kenapa dra?" tanya Citra.

"Ko aneh? Si Ara ko di hutan?" pertanyaan Andra tak di gubris,mereka semua memasuki mobilnya dan Andra hanya mengelus dada.

Disisi lain.

"Eunghhh" erang Ara,saat membuka matanya pandangan yg dilihatnya adalah tangan dan kaki yg terikat,mulut yg dibekap dengan lakban hitam. Pakaian dan rambut yg sudah acak acakan.

"Udah bangun lo?" tanya seseorang tibatiba muncul dari pintu. Ara hanya berteriak dalam diam saja,percuma juga dia bertindak. Kaki dan tangannya diikat.

Seseorang tadi membuka lakban di mulut Ara dengan kencang membuat Ara menahan rasa perihnya.

"Sebenarnya lo siapa?" tanya Ara lirih,karena sedaritadi ia belum makan.

"Oiya kenalin. Sebenarnya lo tau si,gue Sasha Marcella Gearolyn. Inget kan lo?"

"Cih! Sok!" gumam Ara yg masih bisa didengar oleh Sasha.

"Apa lo bilang? Hah?!" teriak Sasha sambil menarik rambut Ara hingga Ara terhuyung ke belakang dan kepalanya terbentur dengan lantai.

Plakkk

"Ini balasan buat lo yg udah rebut Vanza dari gue!"

Plakk

"Ini balasan buat lo yg udah ngalangin kebahagiaan gue!"

Plakk

"Dan ini balasan buat lo yg udah berani sama gue bangsat!"

Tamparan yg mendarat di pipi  berkali kali,membuat Ara memejamkan matanya menahan rasa peihnya. Sudut bibirnya mengeluarkan darah dan kepalanya sangat berat. Seketika kesadarannya hilang bertepatan dengan seseorang yg menggebrak pintu. Sasha terlonjak laget dan berniat kabur namun tak kalah cepat Dewi menahannya,dan menarik Sasha keluar bersama Citra dan Dinda.

Plakk

"Lo apain sahabat gue hah?!" teriak Dewi,inilah Dewi yg sebenarnya. Jika sudah menyangkut sahabatnya ia akan sensitif. Sasha diam sambil menunduk.

"Jawab bitch!" sahut Dinda emosi.

"Gue bukan bitch!" jawab Sasha cepat

"Kalo bukan bitch apa? Jalang? Cih! Sama aja!" sahut Citra tajam.

"Sekali lagi lo gangguin sahabat gue. Gue pastiin lo gabakal hidup dengan tenang!" ucap Dewi menekankan setiap katanya dan mendorong tubuh Sasha untuk pergi.

Mereka semua memasuki mobil untuk menyusul Ara yg dibawa oleh mobil Aryan. Sesampainya di rumah sakit,mereka berlari ke ruangan dimana Ara ditangani.

"Gimana Ara?" tanya Dinda dengan wajah khawatir.

"Lo tenang aja,Ara kuat. Dia bakal baik baik aja"

Mereka sengaja tidak memberitahu Faris dan Anindya,karena Anindya sedang di Singapur untuk mengurus perusahaan almarhum suaminya yg akan diprgang oleh Faris, sedang mengalami sedikit masalah.

THE TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang