51. Broken Heart

636 34 2
                                    

Happy readinggggggg

***
"Jika tak mampu untuk mencintai, setidaknya jangan beri sekecil harapan. Karena,sekecil harapan lama lama bisa menjadi besar harapan."

***

Vanza dan Alora sampai di mall yg di arahkan Alora,sedari tadi Vanza hanya memainkan ponselnya tak memperdulikan Alora.

"Iih Vanza! Jangan main hp terus dong. Masa akunya di cuekin?" Alora merebut ponsel Vanza membuat sang empu menghela nafas kasar.

"Balikin ga?" ucap Vanza datar dan dingin. Alora yg mendengarnya mau tak mau memberikan ponselnya pada Vanza.

"Tapi akunya jangan di cuekin" rengek Alora dengan manja. Vanza haya berdehem dan berjalan duluan meninggalkan Alora.

Vanza sangat sangat risih. Alora tak henti hentinya menanyakan 'Vanza baju ini bagus gak?' namun respon Vanza hanya mengangguk.

"Vanza ini cocok gak?" tanya Alora sambil memperlihatkan dress hitam selutut.

"Iya!" Vanza yg sudah risih pun langsung pergi menuju restaurant yg ada di dalam mall ini.

"Ih Vanza tungguin!!" teriak Alora mebuat pasang mata melihatnya,Alora tersenyum ketika Vanza berhenti.

***
Vanza yg berjalan menuju restoran pun tibatiba berhenti dengan pandangan tertuju pada dua orang yg sedang makan di restoran itu. Ara dan Revan.

Cowok itu siapa? batin Vanza bertanta tanya.

"Za,ayok!" Alora menarik lengan Vanza memasuki resto itu dan duduk tepat di samping Ara. Hanya melewati dua meja saja.

Ara tak menyadari,karena dia asik bersenda gurau dengan Revan. Mengenang masa masa SMP.

"Ra,Reza ada disini ya?" tanya Revan yg diangguki Ara.

"Bang,kapan kapan kita kumpul yuk. Bang Revan,Aryan,Dinda,Reza dan gue. Gue kangen" ucap Ara sambil menampilkan ekspresi sedih.

"Haiyukkkk"

Ara melanjutkan makannya yg sempat tertunda,Ara melihat sekeliling yg memang ramai dengan orang orang termasuk remaja. Hingga pandangannya jatuh pada dua orang yg sedang makan,namun Ara tak menyangka. Vanza yg sifatnya dingin,tak gampang dekat dengan perempuan. Dan ini? Vanza tengah membersihkan sisa minuman di bibir Alora?!

Ara yg melihatnya hanya memegang dadanya,matanya berkaca kaca,pandangannya blur karena dipenuhi air mata. Ara bangkit sambil memundurkan kursinya kasar dan menimbulkan suara. Hingga tatapan menuju ke meja Ara,Ara sudah berlari dengan air mata yg jatuh.

Disinilah Ara,di toilet. Dia terduduk di balik pintu toilet sambil menangis.

"Kenapa lo cengeng banget si Ra! Mana Ara yg dulu! Mana!" racau Ara sambil memukul dadanya sendiri tak menghiraukan teriakan Revan dari luar.

"GUE BODOH! GAK SEHARUSNYA GUE CINTA SAMA DIA!" teriak Ara sambil menjambak rambutnya sendiri. Revan yg berada di luarpun terkejut.

"RA! BUKA PINTUNYA! JANGAN NYIKSA DIRI LO KARENA CINTA!"

THE TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang