17. Oksa yang baik hati

363 44 3
                                    


Bell pulang baru saja berbunyi dan kini Oksa tengah membereskan alat tulisnya dan bergegas untuk menuju parkiran. Pulang bersama Kenzo untuk yang terakhir selama dua bulan kedepan.

Saat keluar kelas, Oksa sudah di kejutkan terlebih dahulu oleh Kenzo yang tengah bersandar pada tembok kelas.

"Loh kok Lo malah di sini? Nungguin gue buat yang terakhir yah!" Ucap Oksa sambil senyum senyum sendiri.

"Bacot!" Ucap Kenzo seraya menarik tangan oksa. Membuat Oksa sedikit terkejut.

"Eh, pelan pelan anjir nariknya sakit tau!" Ucap Oksa seraya memukul mukul tangan Kenzo yang masih asik menariknya.

"Ya abis Lo lama!" Kenzo pun memelankan langkahnya dan merenggangkan tangannya pada Oksa.

Kini mereka tengah berjalan di tengah lapangan basket. Terik mentari membuat Oksa mengernyit sembari menunduk begitupun dengan Kenzo.

Suasana sekolah belum terlalu sepi, karena beberapa siswa ada yang memilih menetap di sekolah untuk kegiatan ekstrakulikuler.

"Lang, anterin beli bahan masakan yah ke supermarket. Soalnya bi Neni lagi pulang kampung!" Ucap Oksa sambil masih terus berjalan menuju parkiran bersama Kenzo.

"Kalo mau makan, di rumah gue aja! Jangan masak!"

"Yaelah Lang! Lo lupa yah gini gini gue pinter masak, kan gue suka liatin bi Neni masak!" Ucap Oksa dengan sedikit kesal.

Karena tak mau ribet, Kenzo pun meng'iya'kan ucapan Oksa. Memang sih Kenzo akui jika Oksa bisa memasak. Ya kalian tau lah, saat saat ini Oksa hidup seperti orang sendirian, tidak ada yang namanya hangatnya keluarga dan lain sebagainya. Maka dari itulah Oksa berusaha agar ia bisa terbiasa untuk hidup mandiri.

Mereka pun kini sudah sampai di parkiran. Oksa dan Kenzo pun bergegas memasuki mobil. Yap hari ini Kenzo membawa mobilnya ke sekolah.

"Lang, ngomong dong! Diem Mulu elah!" Ucap Oksa karena ia bosan sedari tadi Kenzo hanya terdiam dan fokus menyetir.

"Ngomong apa?" Ya ampun Kenzo pertanyaan macam apa itu!. Ya kalau ngomong ya ngomong jangan pake nanya juga kale!. Untung ganteng!.

"Is! Susah yah punya sahabat cowok sok dingin kayak Lo!" Ucap Oksa semabari memutar kan bola matanya kesal dan memilih untuk menatap ke arah luar.

"Dih ngambek!" Bodo amat Oksa tidak peduli.

"Es krim enak loh!" Goda Kenzo agar Oksa tidak marah lagi.

"Ahh, sialan kenapa dia bawa bawa es krim sih! Kan gak bisa ngambek gue!" Batin Oksa. Namun tetap pada pendiriannya ia masih setia menatap jendela dengan pemandangan jalanan yang sedikit macet.

"Rasa coklat apalagi! Beuh lumer banget!"

"Langit sialan! Mentang mentang gue lagi marah, malah nawarin es krim!" Batin Oksa lagi.

"Beneran nih gak mau? Kesempatan loh ini sebelum gue berubah pikiran!" Goda Kenzo lagi sambil melirik Oksa dengan senyum jahilnya. Terlihat Oksa kini tengah menyumpah serapahi sahabat tampannya ini.

"Gue itung ya sampe lima! Satu! Dua! Tiga! Empat! Empat seperapat! Empat setengah! Lim...!" Sengaja Kenzo memelankan hitungannya. Dan...

"AH! IYA GUE MAU ES KRIM COKLAT! DASAR LO YA SAHABAT BIADAB, KAGAK BISA MARAH KAN GUE!" Teriak Oksa sambil menatap Kenzo penuh amarah.

"Hahahahaha! Sumpah ya Lo! Gitu aja lemah banget! kagak bisa marah kan Lo sama gue?! Hahaha!" Sumpah, kini Kenzo tertawa sangat renyah hingga ia memukul mukul stir mobilnya saking tidak tahannya ia tertawa melihat tingkah sahabatnya ini.

Me and you [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang