21. Penyesalan Arindi

352 35 0
                                    


Oksa memasuki rumahnya dengan keadaan basah kuyup, saat di dalam ia melihat ternyata bundanya tengah berada di sini.

"Sayang! Kamu kenapa basah basahan? Kamu hujan hujanan?" Tanyanya lalu menghampiri Oksa.

"Gak usah sok perhatian!" Ucap Oksa dingin lalu menghempaskan tangan Arindi yang akan menyentuh keningnya yang basah.

Setelah anaknya berbicara seperti itu hati Arindi sempat merasakan sakit! Ia menyesal atas perbuatannya dulu hingga membuat anak semata wayangnya seperti ini.

Setelah berucap seperti tadi, Oksa pun beranjak pergi ke kamarnya berniat untuk mandi.

"Maafin bunda sayang!" Ucap Arindi lirih, saat melihat anaknya sudah beranjak pergi dari hadapannya.

•••

Di kamar yang bernuansa polos tanpa banyak pernak pernik Oksa tengah melamun, menatap langit langit kamarnya.

Ia kini tengah memikirkan betapa lamanya ia dan Kenzo bersahabat. Tidak terasa ternyata sudah 11 tahun mereka bersama sama. Dan sudah selama itu pula Oksa memendam semua perasaannya kepada Kenzo. Oke bilang saja Oksa pengecut! Tapi kalian juga harus berfikir bahwa berada di posisi Oksa tidak semudah yang di bayangkan.

Oksa harus terus pura pura biasa saja saat berada dekat dengan Kenzo, Oksa harus pintar menyembunyikan perasaannya walau ia pun ingin sekali mengungkapkannya. Itulah resikonya jika kita mencintai sahabat sendiri.

"Gue cinta sama Lo Lang, tapi gue takut!" Gumam Oksa dan masih setia menatap langit langit kamarnya.

"Gue takut. kalau gue ngungkapin ini, gue akan kehilangan Lo! Gue gak mau itu semua terjadi!" Lanjutnya lagi.

Saat telah mengucapkan itu, tiba tiba saja Oksa merasakan sakit melanda pada perutnya, lebih tepatnya perut bagian atasnya. Sepertinya penyakit maag nya sedang kambuh. Demi apa pun ini sakit sekali, rasanya perut seperti tengah di peras!. Cepat cepat oksa mengambil obatnya.

Dengan tergopoh gopoh Oksa berjalan menuju kotak p3k yang masih berada di dalam kamarnya, setelah berhasil, Oksa pun mencari obat maagnya dan akhrinya ketemu.

Oksa pun meminumnya tanpa air, karena ia lupa tidak membawa air minum ke kamarnya.

Setelah meminumnya, Oksa agak sedikit lega. Namun rasa sakit masih tetap ada, ya seenggaknya ia sudah meminum obatnya dan pasti lama kelamaan rasa sakit itu akan hilang.

Oksa kembali ke kasurnya, dan duduk di atasnya. Ia kembali merenung, entahlah kenapa hari ini ia banyak merenung, lebih tepatnya saat ia melihat Kenzo membonceng seseorang tadi.

Masalah penyakit maagnya ini, ia sudah mengidap sejak ia kelas 10, ya kurang lebih selama satu tahun ini ia hidup bersama obat dan penyakit yang selalu datang tiba tiba ini. Dan satu lagi, Kenzo tidak mengetahui penyakit Oksa ini. Oksa memilih tidak memberi tahu Kenzo karena ini hanya penyakit biasa.

Oksa kembali mengingat kejadian tadi, iya kejadian Kenzo membonceng seseorang. Bohong rasanya jika ia tak cemburu! Walaupun ia belum tahu siapa orang tersebut.

"Apa pantes gue cemburu saat liat Lo lagi sama orang lain?" Tanya Oksa lirih sambil membayangkan senyuman Kenzo, yang entah akan ia lihat hingga kapan.

"Gue takut Lang! Suatu saat kalo Lo udah jadi milik orang lain, gue gak bisa menerima itu semua! Gue takut Lo akan ninggalin gue. Gue takut gak bisa liat senyum Lo lagi, liat Lo ketawa, gue takut itu semua terjadi! Tapi di sisi lain, gue harus terbiasa dengan itu. Gak mungkin kan kalau kita akan terus selamanya seperti ini? Kecuali jika kita berjodoh, heuh rasanya gak mungkin!" Lagi lagi Oksa berbicara sendiri dengan membayangkan hal apa saja yang telah dirinya dan Kenzo lalui selama 11 tahun bersama sama.

Me and you [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang