26. Miracle

357 35 6
                                    


Oksa melangkahkan kakinya menuju ke dalam rumah dengan keadaan basah kuyup.

Ia kedinginan, karena ia tadi hujan hujanan. Sore ini sungguh sangat menyakitkan bagi Oksa. Dan sepertinya hal yang menyakitkan akan bertambah kembali karena keberadaan ayahnya di rumah ini.

Sekarang Oksa sudah siap, untuk menerima segala amarah dari ayahnya, Oksa mengambil napasnya dalam dalam lalu membuka pintu utama di rumahnya.

Ya seperti biasa pemandangan awal yang Oksa lihat adalah kesunyian, tidak ada siapa siapa. Mungkin ayahnya tengah berada di ruangan lain dan itu membuat Oksa sedikit lega.

"Syukurlah!" Oksa bernapas lega.

Dengan agak sedikit mengendap endap Oksa berjalan menuju lantai atas lebih tepatnya ke arah kamarnya.

Namun saat ia melewati kamar ayah dan bundanya, kamar yang sudah lama ini kosong dan tak berpenghuni.

Oksa mendengar suara tangisan bundanya, kenapa lagi mereka?. Oksa berusaha untuk tetap biasa saja dan bersikap acuh tak acuh. Tapi ia tak bisa, ia kepo.

Dan alhasil ia sedikit mengintip dari pintu yang memang sedikit terbuka. Dan betapa terkejutnya ia, saat melihat ayah bundanya ternyata tengah berpelukan.

Oksa tak melihat ayahnya yang menyiksa bundanya, ia tak melihat ayahnya yang memaki bundanya. Tapi kini ia melihat kedua orang tuanya tengah berpelukan, seperti menyalurkan rasa rindu dan kasih sayang yang amat mendalam.

Satu tetes air mata turun dari mata indahnya. Bukan, ini bukan air mata kesedihan, namun ini adalah air mata terharu. Oksa mohon semoga ini bukan mimpi, dan ternyata benar ini bukan mimpi.

Segera Oksa menghapus air matanya, dan mengetuk pintu kamar tersebut. Membuat kedua manusia yang tengah berpelukan tadi melihat ke arah Oksa.

"Ayah, bunda!" Ucap Oksa parau.

Terlihat dari raut wajah keduanya yang tersenyum saat melihat putri semata wayangnya berada di sana dengan menyebutkan sebutan 'ayah' dan 'bunda' untuk mereka berdua.

"Sini sayang!" Ucap Hendri kepada oksa, dan membuat Oksa sedikit terkejut karena ayahnya kini sudah kembali.

Dengan cepat oksa berlari dan berhambur kedalam pelukan kedua orang tuanya. Akhirnya penantiannya terbalaskan. Akhirnya keluarga nya telah kembali. Akhirnya ayahnya kembali memanggilnya dengan sebutan sayang. Oksa bahagia, Oksa sangat sangat bahagia hingga tak sadar bahwa dirinya kini tengah basah kuyup.

"Oksa seneng!" Ucap Oksa dengan nada bergetar karena tak kuasa menahan tangis harunya.

"Iya sayang! Maafin ayah dan bunda yah sayang!" Ucap Arindi sambil mengelus rambut putrinya sayang.

Oksa mengangguk dengan cepat dalam pelukan ayah dan bundanya. Oksa sedikit tak menyangka, pasalnya sudah sekitar lima tahun ini tembok besar menjadi penghalang dalam keluarga mereka.

"Sayang, maafin ayah! Maafin ayah yang brengsek ini sudah mengata ngatai kamu! Ayah menyesal!" Ucap hendri dengan tangis yang sudah tak bisa terbendung.

"Iya yah, maafin Oksa juga yang selalu gak sopan sama kalian!" Ucap Oksa.

"Kamu gak salah nak!" Ucap Hendri.

"Sayang, kamu kok basah?" Tanya Arindi yang baru tersadar bahwa anaknya ini basah kuyup.

Oksa menyengir menampilkan gigi rapihnya.

"Kamu tadi main ujan ujanan?" Tanya Arindi lagi.

Oksa mengangguk dan menampilkan giginya.

"CK ck, kamu ini. Yaudah sekarang mandi, ganti baju takut masuk angin!" Suruh Arindi dan Oksa pun menghentakan kakinya serta memberi hormat kepada Arindi.

Me and you [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang