Raca mendengar suara berisik dari lantai bawah, karena penasaran ia pun mulai beranjak dari kasurnya untuk melihat keluar kamar dan ke lantai bawah dari tangga.Suara keributan itu semakin terdengar jelas, dan saat raca melihat kebawah ternyata Oksa dan Kenzo tengah berdebat. Tapi tunggu, kenapa mereka seakan tengah menangis? Ada apa memangnya? Apa yang mereka tangisi? Segala pertanyaan kini muncul di kepala raca.
•••
Pulang. Saat ini ia tengah berjalan untuk pulang dengan mata yang terus mengeluarkan cairan bening. Seraya air mata terus mengalir, ia tetap melangkahkan kakinya keluar dari rumah Kenzo dengan tatapan kosong.
Jujur saja ia masih tak menyangka semua ini terjadi dengan begitu cepat. Hingga ia pun belum siap untuk menghadapinya. Jika boleh untuk berharap untuk terakhir kalinya ia hanya ingin berharap bahwa semua ini hanyalah sebuah mimpi buruk dan saat ia bangun nanti semuanya kembali sama seperti dahulu.
Namun sayangnya semua ini memanglah nyata, dan mau tidak mau Oksa harus bisa untuk menerimanya dengan lapang dada.
Tak terasa Ternyata ia telah sampai di depan pagar rumah nya. Semoga saja di dalam ada bundanya yang akan menyambutnya dengan senyuman agar ia bisa sedikit melupakan setiap kejadian yang selama ini telah terjadi.
Oksa menghela nafasnya, ia tidak boleh terlihat sedang bersedih di hadapan bundanya nanti. Lagi lagi senyum palsu kini menghiasi wajah sendunya.
"Assalamualaikum!" Ucap Oksa saat ia memasuki rumah dengan bernuansa minimalis itu.
Oksa berjalan menuju ruang keluarga karena tak ada yang menjawab, mungkin bundanya tengah menonton televisi.
"Oksa pulang!" Lagi lagi tak ada yang menjawab, apakah bundanya tak ada di rumah? Dan kemana bi Neni sekarang?.
"Bun!" Panggil oksa, entah kenapa perasaannya mulai gusar dan tak enak. Padahal hari hari biasa pun jika bundanya tidak ada di rumah ia biasa saja.
"Neng Oksa udah pulang?" Tanya bi Neni.
"Iya Bi, eu bi bunda mana?" Tanya Oksa.
"Tadi nyonya katanya mau keluar sebentar sama tuan!, Dan ini tadi tuan nitip ini buat neng Oksa, katanya sih penting tapi bibi gak berani buka" ucap Bi Neni sambil menyodorkan sebuah amplop kepada oksa. Oksa mengernyitkan dahinya, kenapa tiba tiba ayahnya memberinya sebuah amplop? Perasaanya semakin tidak enak.
"Oke bi makasih, Oksa mau ke kamar dulu!" Ucap Oksa.
"Neng!" Saat oksa berbalik badan dan hendak melangkahkan kakinya, tiba tiba bi Neni kembali memanggilnya.
"Kenapa bi?" Tanya Oksa.
"Neng Oksa abis nangis lagi? Tadi abis dari rumah den Kenzo kan neng? Kenapa neng Oksa nangis?" Tanya bi Neni. Dan saat itu juga tatapannya kembali kosong dan berkaca kaca.
"Langit bi, langit udah tau perasaan Oksa ke dia, tapi dia bilang dia cuma anggap Oksa sahabat gak lebih. Oke oksa gak papa, tapi yang paling buat Oksa nyesek itu saat Oksa ngasih tau keburukan pacarnya dia gak percaya dan malah benci sama Oksa bi!"ucap Oksa dengan di akhiri senyuman kecewa.
"Ya ampun neng, udah jangan di pikirin lagi ya! Mungkin ini udah saat nya neng Oksa buat move on dari den Kenzo, dan bibi yakin suatu saat nanti pasti yang salah akan mendapatkan apa yang pantas untuk dia dapatkan. Neng Oksa tenang aja, tuhan selalu melindungi neng Oksa dan jika tuhan memberikan cobaan buat neng Oksa itu tandanya Tuhan sedang menaikan Drajat neng Oksa! Yang harus neng Oksa lakukan sekarang selalu sabar, dan jangan sampai neng Oksa putus asa lalu melakukan hal yang nggak nggak! Itu pesan dari bibi, sekarang neng Oksa pergi ke kamar terus tidur oke udah malem, masalah tuan sama nyonya mungkin mereka sekarang lagi jalan jalan!" Ucap Bi Neni panjang lebar menasehati Oksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and you [END]
Teen FictionSebelum baca harap follow dulu yah😘 Btw jangan menyimpulkan cerita dari awalnya aja, baca sampai akhir wokee • Aku dan kamu. Kita selalu bersama dari dulu sampai saat ini, namun aku tak tau apakah esok, lusa, dan seterusnya kita akan bersama atau m...