Oksa tak henti hentinya mengeluarkan air mata saat ia melihat jenazah ibunya yang tengah di kuburkan. Tangisannya pecah, dunianya telah runtuh. Oksa masih tak menyangka kenapa ini semua bisa terjadi begitu saja."BUNDAAA!" Jeritnya dengan air mata yang tak henti hentinya menyurut saat melihat bundanya perlahan di kebumikan.
Semua orang yang berada di sana, melihat Oksa kasihan. Bagaimana tidak, di usianya yang masih remaja seperti ini ia harus di hadapkan dengan takdir yang begitu kejam.
Raja kini tengah memeluk Oksa memberikan ketenangan kepada gadis itu, jujur saja raja pun tak kuasa melihat Oksa seperti ini. Oksa yang biasanya terlihat tidak mempunyai beban, selalu ceria dan tak pernah menunjukkan kesedihannya kini tergantikan oleh oksa yang rapuh, dan menunjukkan sisi lainnya yang tak pernah ia tunjukan kepada siapapun.
Acara pemakaman kini telah selesai, dan semua orang kini perlahan mulai meninggalkan tempat pemakaman.
"Nak Oksa, yang sabar yah! Jangan sedih sedih terus. Bunda mu sekarang udah tenang di sana!" Ucap salah satu ibu ibu yang hadir. Dan Oksa pun hanya mengangguk dengan tatapan kosong dalam pelukan raja.
"Sayang, Tante masih gak nyangka semua ini akan terjadi sama bunda kamu! Tante harap kamu jangan sedih sedih terus yah, masih banyak orang yang sayang sama kamu, termasuk Tante, Kenzo, om faisal, Zea, sama raca! Kita gak akan tinggalin kamu sendirian, kalau kamu mau nginep di rumah, kamu jangan segan segan yah! Rumah kami akan selalu terbuka lebar untuk kamu!" Ucap Reni lalu ia pun memeluk Oksa dan di sana Oksa kembali menangis dengan histeris membuat Reni, raja, raca dan zea tak kuasa menahan air mata mereka.
"Udah sayang jangan nangis lagi, Tante percaya kamu kuat! Bundamu sudah tenang di sana, masalah ayah mu itu lagi di urus sama om Faisal. Kamu jangan khawatir ya nak!" Ucap Reni sambil mengelus rambut Oksa.
Demi apapun Oksa masih tak bisa berhenti untuk menangis, wajah bundanya kini masih terbayang bayang dalam pikirannya. Dengan perlahan Oksa pun melepaskan pelukan Reni dan dengan perlahan ia mulai mendekati gundukan tanah yang masih basah itu.
Sejenak ia melihat gundukan tanah itu dan mengusap nisan sang bunda, dan pada akhirnya tangisnya pun kembali pecah.
"Bun, kenapa bunda tega ninggalin Oksa hiks! Oksa belum siap untuk hidup sendiri, Oksa belum siap Bun hiks!" Isak tangisnya kini terdengar jelas saat ia memeluk gundukan tanah itu tanpa ada rasa jijik.
"Oksa sayang bunda, bunda orang paling hebat yang pernah Oksa kenal! Oksa nyesel Bun dulu sempat membenci bunda!... Hiks!"
"Kalau bisa, Oksa ingin menyusul bunda ke sana, Oksa capek Bun di sini! Oksa capek, Oksa udah gak punya lagi tumpuan, Oksa sekarang sendirian! Kenapa tuhan tega ngambil bunda duluan, Oksa masih pengen ngabisin waktu bareng bunda, Oksa masih pengen quality time bareng bunda, tapi sekarang semua itu udah terlambat ya Bun? Oksa emang anak yang jahat, Oksa egois! Dulu saat bunda selalu ingin bersama Oksa, Oksa malah membenci bunda dan memilih untuk melakukan apa apa sendiri. Tapi sekarang, Oksa menyesali itu semua. Ternyata benar kata pepatah, penyesalan akan selalu datang di akhir dan itulah yang sekarang Oksa rasakan! Maafin Oksa Bun, hiks!" Hancur sudah hati Oksa hari ini, ia kini masih memeluk gundukan tanah itu dengan Isak tangis yang belum berhenti.
Saat yang lain telah pergi namun raja kini masih setia di belakang Oksa, menemani Oksa yang tengah terpuruk dan tengah berada di titik terendahnya. Sekarang raja tahu ternyata hidup oksa tak seindah dan semenyenangkan yang ia bayangkan.
Ternyata Oksa itu tak lain hanya seorang gadis rapuh yang seberusaha mungkin untuk menutupi kerapuhannya dengan memakai topeng kebohongan.
Raja perlahan mendekati Oksa yang tengah memeluk gundukan tanah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and you [END]
Roman pour AdolescentsSebelum baca harap follow dulu yah😘 Btw jangan menyimpulkan cerita dari awalnya aja, baca sampai akhir wokee • Aku dan kamu. Kita selalu bersama dari dulu sampai saat ini, namun aku tak tau apakah esok, lusa, dan seterusnya kita akan bersama atau m...