23. Senja

363 38 3
                                    


Oksa POV.

Di sinilah aku sekarang! Duduk di tepi danau yang dua hari ini tak ku kunjungi. Danau ini penuh kenangan, mungkin jika suatu saat nanti aku telah sibuk dengan duniaku, maka danau ini lah yang akan ku rindukan, termasuk dia!.

Sebelas tahun bukan waktu yang singkat, selama sebelas tahun ini aku bersamanya, aku bahagia! Entahlah kenapa aku bisa bahagia, padahal perasaanku saja tak pernah ia balas.

Lucu memang jika aku mengingat kembali, seorang anak kecil bisa jatuh cinta! Yang bahkan itu hanya cinta monyet belaka!. Entahlah, mengapa aku bisa mencintainya, akupun tak tau! Karena cinta datang tanpa permisi.

Dua hari ini, aku tak melihatnya! Dua hari ini, aku tak mendengar suaranya! Kemana dia pergi? Apa dia tak merindukan ku, haduh!.

Mungkin sebentar lagi dia akan datang, menemui ku, ah bukan! Mungkin sebentar lagi dia datang untuk menikmati senja yang indah!.

Yah seperti dugaan ku, tak lama akupun mendengar suara motor yang tak asing di telinga ku! Ya siapa lagi jika bukan dia, langit ku! Langit yang tak akan pernah bisa menyatu denganku, buminya!.

Aku tak menoleh karena aku tahu itu pasti dia, dan benar saja saat ini ia sudah berada di sampingku. Duduk di sampingku tanpa menatapku sama sekali, seolah aku tidak ada.

"Lo gak kangen sama gue?!" Tanyaku kesal. Namun pandanganku masih tetap ke depan melihat dan menikmati senja yang indah.

Dia menatapku, lalu aku menatapnya balik. Aku bingung! Pasalnya dia menatapku begitu tajam, sepertinya ia akan memarahiku, tolong aku!.

Satu sentilan mendarat dengan mulus di keningku, tuh kan benar saja!

"Aww, sakit bangke!" Ucapku seraya mengelus keningku yang lumayan sakit.

"Kemana aja lo, dua hari kagak ada kabar?!" Tanya nya dengan nada sewot.

"Kepo!" Ucapku, iya aku tidak ingin memberitahunya jika dua hari kemarin aku galau karenanya.

"Gue berhak kepo!" Ucapnya.

"Lo siapa?!"

"Gue sahabat Lo sa!" Ucapnya lagi.

"Cuma sahabat kan?" Ucapku sambil melempar batu ke danau.

"Terserah! Tapi kalo Lo mau cerita, gue selalu ada buat Lo! Gue balik!" Ucapnya lalu ia pun beranjak pergi dari danau dan aku tidak menghentikannya. Padahal baru juga sebentar.

Apa aku salah bicara? Hingga membuatnya pergi begitu saja. Entahlah aku tak tau jalan pikirannya.

Sebenarnya aku ingin cerita kepadanya, aku ingin menceritakan betapa sakitnya aku ketika melihatnya dengan gadis lain. Sedikit terdengar egois dan lebay, tapi itu lah yang kurasakan.

Dan sekarang dia sudah pergi, meninggalkan ku.

Ku lihat matahari perlahan semakin menyembunyikan cahayanya, dan di sini lah aku menyukainya.

Senja. Satu kata itu yang sekarang tengah ku saksikan. Indah! Namun menyakitkan.

Senja memang indah, dan semua orang menyukai nya. Namun senja pun menyakitkan! Iya, menyakitkan karena ia hanya datang dalam sekejap dan pergi begitu saja dengan di sambut malam yang gelap.

Mungkin suatu saat, ia pun akan menjadi seperti senja! Namun apakah aku akan siap untuk menjadi malam?. Entahlah.

Tak terasa, kini senja yang tadi ku nikmati telah tiada dan di gantikan malam yang gelap. Sepertinya aku harus segera pulang, tidak enak juga malam malam seperti ini berada di danau dengan lampu penerangan yang minim. Seram!.

Me and you [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang