Cahaya matahari menyeruak masuk melalui celah-celah lubang jendela yang sangat mengusik kententraman otensitas seorang wanita yang tengah bergelayut manja dibawah gulungan selimut.
"Eugh..." lenguh Hyesoo.
Ia pun membangunkan dirinya dan menyandarkan punggung ringkihnya didasboard ranjang tersebut.
Hyesoo menetralkan sejenak pernafasannya dan mengedarkan pandangannya menelusuri setiap sudut ruangan tersebut. Sebuah senyumanan getir muncul dipermukaam wajahnya.
"Apa kemarin hanya sebuah mimpi? Miris sekali..." monolog Hyesoo dengan kekehan ringan.
Hyesoo mengingat bagaimana kemarin malam ia tertidur di pelukan hangat Jungkook dengan tangan kekarnya yang mengelus perut buncitnya sangat lembut, bahkan 2 buntalan tersebut mengenali Ayahnya. Dan, saat ini Hyesoo menganggap kejadian kemarin hanyalah sebuah mimpi belaka, tetapi kenyataannya tidak.
Saat subuh sudah tiba sekitar pukul 5 pagi, Jungkook terbangun karena terusik oleh sesuatu. Sebuah tendangan bertubi-tubi tepat mengenai perut sixpacknya. Tendangan yang berasal dari perut Hyesoo. Hyesoo sama sekali tidak terusik melainkan Jungkook pada saat itu.
Oh, apakah mereka berdua mengganggu Ayahnya yang sedang tertidur?
Apa mereka merindukan Ayahnya?
Atau...
Mereka ingin Ayahnya mengunjunginya?!
Shit! Pikiran liar macam apa itu. Saat itu pula Jungkook memilih keluar dari kamar Hyesoo untuk bersiap-siap ke kantor karna pagi ini ia dan kedua saudaranya harus menjalani sebuah meeting penting dengan clien.
Tapi sebelum itu, Jungkook menyempatkan dirinya untuk mencium sekilas bibir Hyesoo yang terlelap, hanya sekedar menempelkannya saja. Tunggu--mencium? Yakin, itu sosok Jeon Jungkook yang kasar dan arogant? Entahlah, mungkin ada jiwa lain yang berada ditubuh Jungkook.
Setelah ia mencium sekilas bibir Hyesoo ia pun mengalihkan tatapannya kearah perut membuncit Hyesoo. Dengan sedikit membungkuk, Jungkook mendaratkan sebuah kecupan hangat ke perut Hyesoo dan setelah itu ia pun pergi dari kamar Hyesoo.
***
3 Bulan Kemudian....
Hyesoo tengah sibuk membaca dan memfokuskan dirinya pada sebuah buku. Buku tersebut mencangkup kesiap-siagan seorang Ibu hamil pasca persalinan maupun baru-baru mengandung sang buah hati. Hal itu ia lakukan selama 3 bulan belakangan ini.
Kegiatan membaca tersebut sangat membantu Hyesoo yang mungkin sebentar lagi akan mejadi sosok seorang Ibu yang sebenarnya. Ini sudah hampir memasuki bulan 9 Hyesoo mengandung sang buah hati. Hanya tinggal menghitung 3 minggu kedepan sosok 2 buntalan kecil akan menemani kesehariannya.
Untuk masalah jenis kelamin Hyesoo tidak mempermasalahkan itu, yang terpenting kedua anaknya terlahir selamat dan sehat. Masalah jenis kelamin anak-anaknya Hyesoo belum mengetahuinya, jelas ia ingin itu rahasia agar menjadi sebuah kejutan nantinya.
Bagi calon orang tua pasti ingin menyiapkan terlebih dahulu keperluan si jabang bayi sebelum lahir kedunia, terlebih lagi kalau itu kembar seperti anak yang dikandung Hyesoo. Namun Hyesoo terlihat santai, ia tidak mementingkan peralatan sang anak. Lihatlah lemari besar yang tertempel di dinding kamar Hyesoo. Lemari yang begitu lebar dan menjulang tinggi itu dipenuhi oleh pakaian dan aksesoris sang bayi, entah itu pakaian untuk anak perempuan atau laki-laki. Siapa lagi bukan karena ulah calon Bibi dan Paman muda itu. Yoongi, Hoseok, dan Areum.
Mereka bertiga hampir membeli sebuah gudang perlengkapan bayi untuk menyambut keponakan mereka. Tapi, mereka urungkan akibat Hyesoo yang jelas-jelas marah pada mereka karena terlalu bersikap berlebihan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THREE HUSBAND | ✔
Fanfiction[Mature Content]. Sebuah wasiat konyol yang dibuat oleh Lee Haebin membuat Park Jimin, Kim Taehyung, dan Jeon Jungkook selaku anak kandung mereka terjebak dalam perjodohan yang dibuat oleh Ayah mereka, Lee Haebin. Takdir berkata lain, sosok gadis mu...