"Kau yakin?" tanya Hoseok.
"Apa aku terlihat berbohong?" Hyesoo balik bertanya, sambil tersenyum tipis.
"Lebih baik kau tinggal saja dulu dirumahku Hye, untuk sementara waktu ini saja," mohon Areum sambil memegangi tangan Hyesoo.
"Bukannya aku tidak mau Eonnie, tapi aku tidak bisa meninggalkan mereka terlalu lama lagi," kata Hyesoo tersenyum lembut dan mengelus tangan Areum.
"Aku tidak mau kau tinggal dengan para bajingan itu Hye, mengertilah aku takut kau disakiti lebih dalam lagi oleh mereka..." ucap Areum menatap sendu Hyesoo.
"Eonnie, percayalah padaku. Mereka tidak mungkin menyakitiku, Eonnie tidak usah terlalu mencemaskanku, aku akan baik-baik saja." Areum pun akhinya bernafas kasar dan memejamkan matanya sejenak lalu membukanya kembali.
"Jika terjadi sesuatu kau harus segera katakan padaku mengerti?" pinta Areum sambil menunjuk Hyesoo dengan jari telunjuknya.
"Iya, baiklah."
"Baiklah, kita sudah sampai." ujar Yoongi dengan suara khas dinginnya.
Mereka berempat pun turun dari dalam mobil, saat ini mereka sudah berada di depan gerbang mansion Hyesoo.
Hyesoo pun menghembuskan nafasnya kasar lalu, membalikkan badanya menatap Yoongi, Hoseok, dan juga Areum dengan senyum tipisnya.
"Terimakasih banyak sudah mau menjaga dan merawatku selama 1 bulan penuh ini. Aku berhutang budi kepada kalian bertiga." ujar Hyesoo begitu halus sambil membungkuk hormat.
"Sudah sepatutnya kami bersikap seperti itu padamu," ujar Hoseok lalu menghampiri Hyesoo dan memeluknya, Hyesoo pun tak tinggal diam begitu saja ia pun membalas pelukan hangat Hoseok. Menurutnya, pelukan Hoseok sangatlah nyaman seakan ia tidak ingin melepaskannya.
"Terimakasih banyak, Oppa." gumam Hyesoo lalu, melepaskan pelukannya.
Areum pun menghampiri Hyesoo lalu, memberikan Hyesoo pelukan hangat. "Jaga kondisimu, jika kau perlu sesuatu katakan saja padaku ya?" ucap Areum lembut sambil melepas pelukannya terhadap Hyesoo. Hyesoo pun hanya menganggukkan kepalanya lirih.
Hyesoo pun lantas menghampiri Yoongi yang sejak tadi diam. Ia pun tersenyum lembut kearah Yoongi.
"Terimakasih banyak, Oppa..." gumam Hyesoo namun masih bisa didengar oleh Yoongi.
"Ya," jawabnya singkat dan membelai surai Hyesoo dengan lembut lalu, menurunkan tangannya kembali.
Seperginya mereka, Hyesoo pun memasuki kawasan mansionnya. Kondisinya masih sedikit lemah maka dari itu dia berjalan sedikit pelan.
Sesampainnya ia didepan pintu masuk mansion itu, ia pun memencet bel rumah tersebut beberapa kali, sehingga seseorang membuka pintunya.
Ceklek~
5 detik, 10 detik, 15 detik mereka berdua masih terpaku sehingga Hyesoo pun memberanikan diri menatap maniknya.
"Jungkook, maafkan aku---" gumam Hyesoo pelan tapi masih bisa didengar oleh Jungkook.
Jungkook pun menatap jengkel Hyesoo beberapa saat sehingga pernyataan yang keluar dari mulutnya membuat Hyesoo terkejut.
"Kukira kau sudah tiada," kata Jungkook terdengar malas lalu, pergi meninggalkan Hyesoo yang masih mematung didepan pintu masuk.
Pelupuk matanya mengeluarkan sesuatu yang bening, dan dengan sangat kasar Hyesoo menghapusnya lalu masuk kedalam mansionnya.
Ia pun dapat melihat ketiga suaminya tengah sibuk menonton televisi di ruang tengah ditemani beberapa kaleng soju dan camilan sebagai pendampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THREE HUSBAND | ✔
Fiksi Penggemar[Mature Content]. Sebuah wasiat konyol yang dibuat oleh Lee Haebin membuat Park Jimin, Kim Taehyung, dan Jeon Jungkook selaku anak kandung mereka terjebak dalam perjodohan yang dibuat oleh Ayah mereka, Lee Haebin. Takdir berkata lain, sosok gadis mu...