PART 4

21.5K 1.6K 90
                                    

"Nyonya, kau tidak apa-apa?" tanya seseorang.

Seorang wanita paruh baya memakai setelah pakaian kerja berwarna coklat dan membawa sebuah Lobby Duster ditangannya lalu, tengah menghampiri Hyesoo sedikit tergesa-gesa. Wanita baya tersebut terlihat bahwa ia bekerja di Hotel ini, mungkin dibagian Housekeeping Departement.

Saat wanita baya itu tengah membersihkan lantai di lobby, ia tak sengaja melihat kejadian yang dialami Hyesoo. Sejenak ia ingin membantu Hyesoo namun diurungkan setelah melihat siapa gerangan pelaku yang menghina Hyesoo bahkan melakukan sedikit kekerasan terhadapnya, membuat wanita baya itu mengurungkan niatnya mati-matian.

Dan, disaat semuanya terkendali ke posisi aman-aman saja ia segera menghampiri Hyesoo yang menunduk diam menahan air matanya keluar, ia pun segera membelai surai legam milik Hyesoo dengan lembut.

"Ah, Bibi, aku baik-baik saja." ucap Hyesoo sedikit terkejut akan kehadiran wanita paruh baya itu secara tiba-tiba, ia pun  hanya menampilkan senyum manisnya kepada wanita yang sedang berdiri di depannya saat ini.

"Anak muda kau terlihat baik-baik saja dari luar," jedanya, dan melihat sekilas wajah teduh Hyesoo. "Tetapi disini, kau begitu hancur dalam kesunyian," lanjutnya dan menempatkan tangan Hyesoo tepatnya di dada Hyesoo dimana sebuah hati yang bersembunyi dibelakang kulit putih mulus nya itu.

"Maksudmu?" tanya Hyesoo tergagap dan mengalihkan pandangannya ke arah samping.

"Di tengah kesulitan selalu terdapat kesempatan. Orang yang bahagia terlalu puas dengan masa kini, dan tidak terlalu memikirkan masa depan," ujar wanita baya itu dengan lembut. "Hidup itu seperti mengendarai sepeda. Untuk menjaga keseimbangan, kau harus terus bergerak." lanjutnya berkata sedemikian mungkin lalu, meninggalkan Hyesoo dengan sebuah senyuman yang tak bisa disiratkan.

***

Hyesoo hanya diam ditempat dengan pandangan kosong mengarah kedepan tanpa memperdulikan siapapun yang menatapnya aneh. Tanpa sadar ada seseorang yang menghampiri Hyesoo sedikit tergesa-gesa.

"Hyesoo, kau kesini memangnya ada apa?" tanya Areum yang kini sudah berdiri didepan Hyesoo.

"Eoh, Eonnie aku kesini untuk mengembalikan ponselmu yang terjatuh tadi di cafe," jawab Hyesoo sembari menyerahkan ponsel milik Areum yang sejak tadi ia genggam.

"Terimakasih," titahnya. "Seharusnya kau tidak perlu repot-repot datang kemari, nanti juga kita akan bertemu kembali," lanjut Areum berbicara. Areum terkejut ketika melihat Hyesoo yang tiba-tiba saja kedua manik kembarnya berkaca-kaca, seakan mengerti akan kondisi Hyesoo, Areum pun segera bersikap tenang agar Hyesoo tidak terlalu panik.

Dengan cekatan Areum menarik Hyesoo kedalam pelukannya. Sejenak, Areum diam karna Hyesoo tidak balik memeluknya, biasanya Hyesoo akan balik memeluknya jika Areum memberikan pelukan hangat kepadanya, tapi ini---sudahlah. Berarti bagi Areum bahwa gadis bermarga Park yang ia peluk saat ini sedang mengalami keadaan yang tidak baik-baik saja, dalam artian mungkin ada yang melukainya atau ia terbebani oleh sebuah pikiran yang berat mengusik otak gadis cantik ini.

"Hyesoo, kau kenapa hem? Bisakah, kau ceritakan kepadaku mengapa kau seperti ini?" tanya Areum dengan lembut dan membelai surai legam milik Hyesoo sambil berpelukan.

"Tidak--aku tidak kenapa-kenapa Eonnie," jawab Hyesoo dengan helaan nafas berat selanjutnya, Hyesoo pun tersenyum sayu kearah Areum.

THREE HUSBAND | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang