Pada pukul 3 dini hari, Hyesoo tiba-tiba saja terbangun dari tidurnya karena merasakan sesuatu yang ganjal di kepalanya.
Pusing, Hyesoo terbangun akibat tiba-tiba saja kepalanya didera oleh pusing yang benar-benar mengusik kepalanya. Apalagi dia baru tidur 2 jam yang lalu, karena si kembar tak kunjung tidur saat itu, tapi untungnya pada pukul 1 malam Baby Park tertidur kalau bukan Jimin yang membantunya.
Hyesoo dapat melihat Jimin yang tertidur pulas disampingnya dengan posisi memeluknya dari arah belakang. Hyesoo pun melepas kaitan tangan Jimin yang melingkar di perutnya dan beranjak membangunkan tubuhnya untuk duduk.
Hyesoo menunduk dalam sambil memegangi kepalanya. Sungguh, Hyesoo benar-benar sangatlah pusing sekarang, terlebih lagi hatinya yang kini terusik akibat merindukan si kembar Jeon dan Kim.
Apa mereka sudah makan?
Apa saja yang mereka lakukan hari ini?
Apa mereka tidak merindukan ku?
Itulah yang tertanam penuh dipikiran Hyesoo mengenai si kembar. Karena dari saat ia merasakan kesakitan saat ingin melahirkan sampai sekarang, Jimin maupun dirinya belum dapat bersapa ria dengan kedua suaminya di luar kota dan juga si kembar Jeon dan Kim.
" Akhh--kenapa kepala ku pusing sekali~ " monolog nya pelan sambil menengadah keatas.
Tatkala ringisannya itu mampu membuat sosok pria yang berada disampingnya terbangun dengan ekspresi bertanya-tanya.
Hyesoo menyadari itu lantas ia berucap " Ah kau terbangun ya? Maaf mengganggu tidurmu " ujar Hyesoo sambil terus memijat pelipisnya.
Jimin pun ikut duduk dengan posisi menghadap Hyesoo walaupun rasa kantuk masih menyerang dirinya Jimin mulai bersuara " Kau tidak tidur? Ada apa dengan dirimu? " tanya Jimin sambil melihat sosok Hyesoo yang masih menunduk memijat pelipisnya.
" Aku tidak apa-apa...kau tidurlah, aku rasa kau masih mengantuk Jim. Tidurlah~ " ujar Hyesoo semampu mungkin tersenyum manis didepan Jimin.
Sontak Jimin mengernyit bingung " Kau oke? " tanya Jimin saat Hyesoo kembali memijat kepala bagian belakangnya.
" Tidak. Hanya saja kepala ku sangat pusing " jawabnya Hyesoo jujur.
Jimin pun tersenyum tipis sembari beranjak dari atas ranjang. Ia menginjakkan tungkainya ke arah meja dekat ranjang si kembar, disana ia kembali ke ranjang Hyesoo dengan membawa sebuah minyak angin.
" Kemarilah " ujar Jimin yang masih berdiri disamping ranjang Hyesoo.
Jimin mengarahkan Hyesoo untuk mendekat padanya. Hyesoo hanya menganggukkan kepalanya sembari sedikit merangkak mengubah posisi duduknya di tepi ranjang dengan Jimin yang berdiri didepannya.
Merasa lega karena pusing yang mendera kepalanya sedikit mengurang karena Jimin dengan telatennya memijat pelipis Hyesoo dengan santainya.
Hyesoo nyaman dengan perlakuan Jimin, tangan gesit Jimin tak henti-hentinya memijat daerah kepalanya.
" Bagaimana? Sudah merasa baikkan? " ujar Jimin tanpa menoleh kesosok wanita yang ia pijat kepalanya.
Jimin menautkan kedua alisnya karena tak dapat jawaban dari wanita yang ia tanyakan. Dengan spontan kepala Jimin sedikit menunduk kebawah, dan yahh...dapat Jimin lihat, Hyesoo nyaman dengan tidurnya yang kini posisi kepalanya menempel keperut Jimin dan tengah duduk nyaman di sisi ranjang.
Yaampun, Jimi ingin tertawa seketika karena melihat tingkah laku Hyesoo yang benar-benar membuat Jimin terkekeh pelan dan geleng-geleng kepala .
" Ck, sudah tidur rupanya " ujar Jimin sambil membenarkan letak posisi Hyesoo yang kini sudah terbaring nyenyak diatas ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
THREE HUSBAND | ✔
Fanfic[Mature Content]. Sebuah wasiat konyol yang dibuat oleh Lee Haebin membuat Park Jimin, Kim Taehyung, dan Jeon Jungkook selaku anak kandung mereka terjebak dalam perjodohan yang dibuat oleh Ayah mereka, Lee Haebin. Takdir berkata lain, sosok gadis mu...