12 • PEDULINYA BIRU

900 84 22
                                    

mengandung ketidak jelasan yang sangat amat amat amat.

Terimakasih yang mau membaca.

Happy read!☂️🦄

12. PEDULINYA BIRU

"Lo kenapa?"

Satu tepukan di pundak Bulan membuat gadis itu langsung menoleh. Bulan memeluk Biru dengan erat lalu menumpahkan tangis nya di dada bidang lelaki itu.

Mungkin untuk saat ini, Biru adalah orang tepat untuk nya. Biru mengelus punggung Bulan dengan lembut, membiarkan baju nya basah karena isakan gadis itu.

"Bu-Bulan sayang Bintang," lirih Bulan sendu didalam pelukan itu.

Biru mengangguk mengerti. "Iya, gue tau."

"Tapi kenapa harus kayak gini?"

"Ada kala nya orang yang mencintai dengan tulus, dibalas dengan tidak sewajar nya. Dan itu juga berlaku sama lo, mungkin untuk saat ini Bintang memperlakukan lo tidak dengan yang lo harap kan, tapi suatu saat nanti? Ada kala nya yang lo harap kan benar-benar terjadi." ujar Biru.

"Sok bijak." balas Bulan dengan tidak tau diri nya seraya melepas pelukan itu. Biru terkekeh lalu jari jempol nya terangkat mengelap sisa air mata gadis di depan nya.

"Cara lo bener, niat lo bener, cuma Bintang aja yang gak bener." kata Biru lalu tertawa ringan.

"Gak boleh gitu, gitu-gitu Bintang kan sahabat Biru,"

"Bukan sahabat, udah kayak kakak adik." jawab Biru. "Nyokap nya Bintang udah kayak nyokap gue sendiri." Biru tertawa getir, "Dan gue bisa ngerasain pelukan seorang ibu."

"Gaboleh mellow-mellow! Harus semangat! Bulan juga bisa jadi ibu Biru, nih." Bulan langsung memeluk tubuh Biru dengan sangat erat. Bulan mendongak kan kepala nya agar bisa melihat wajah Biru di sela-sela rengkuhan, Biru tersenyum melihat tingkah gadis itu. "Ngerasain kan?" tanya Bulan pelan. Biru mengangguk.

"Biru gak boleh sedih-sedih terus, harus semangat, ibu Biru juga pasti bangga punya anak yang pinter dan ganteng ini," goda Bulan. "Tapi sayang nya dingin!" lanjut Bulan lalu tertawa pelan.

"Sama lo enggak kan."

"Iya sih, enggak." Bulan mengetuk dagu nya beberapa kali terlihat seperti orang sedang berfikir. "Kita main truth or dare aja yuk!" ajak Bulan dengan sumringah.

Nampak Biru melihat jam tangan di pergelangan nya, lalu menggeleng, "Udah mau masuk, ke kantin terus masuk kelas." Bulan menggembung kan pipi nya, membuat Biru tersenyum gemas.

"Cepet."

"Iya!"

"Nyuruh-nyuruh, emang nya Bulan pembantu apa?!" gerutu pelan Bulan yang masih berjalan di belakang Biru dengan wajah kesalnya.

Biru pura-pura tak dengar walaupun sebenar nya ia dengar, tanpa ada yang tahu, Biru tersenyum tipis mendengar nya.

Entah lah, Biru benar-benar berubah saat dekat gadis ini. Mungkin kehidupan Biru dari dulu dan sekarang, adanya ibu nya atau tidak, tak sepantas nya Biru terlarut dalam kesedihan mendalam hingga seperti ini.

Bintang [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang