34 • BONEKA

819 76 12
                                    

⭐💬 ngerti kan?

Yang belum follow akun aku, jangan lupa follow!

— HAPPY READING! —

34. BONEKA

Kini Bulan dan Bintang tengah berjalan menuju lingkungan perkemahan. Jam menunjukkan pukul setengah tiga siang. Kedua nya memutuskan untuk kembali, mengingat nanti sore akan pulang. Kedua insan itu berjalan sedikit berjauhan.

Bulan yang sibuk berhenti sana-sini untuk melihat atau mengambil sesuatu, dan Bintang yang sibuk diam tanpa memperdulikan sekitar. Kata Bintang perjalanan nya cukup jauh.

Ingin menyesal, tapi di pantai seru juga. Ya sudah, jalani saja. Sedikit terlintas di fikiran Bulan, bagaimana dengan Pelangi? Mungkin gadis itu tambah marah padanya. Bulan sungguh merasa sangat bersalah. Ia merasa memang dia adalah seorang perusak hubungan orang.

Gadis itu melirik Bintang sekilas. Mungkin Bulan harus menjaga jarak pada lelaki ini. Bulan tak mau Pelangi semakin membenci nya sampai menyimpan dendam. Bulan tak mau punya musuh, ia bersekolah untuk mencari banyak teman.

Bulan bisa merasakan jadi Pelangi. Pasti rasa nya sakit sekali saat tau kekasih nya tidur satu tenda uks bersama perempuan lain. Apalagi jika Pelangi tahu bahwa Bintang tadi dari bicara bahwa ia nyaman dengan perempuan lain.

Tidak, Bulan tak bisa bahagia di atas penderitaan orang lain. Yang berhak dengan Bintang adalah Pelangi. Mereka sudah saling mengenal lama. Mungkin akan lebih cocok menjadi sepasang kekasih dan suami istri.

Bulan yang tadi pecicilan sana-sini, kini diam seribu bahasa. Berperang dengan fikiran nya sendiri. Tanpa sadar, bibir nya mengeluarkan gumaman, "Berhenti?"

Gumaman tadi mampu membuat Bintang menoleh. Ia sedikit mendegar tapi tak terlalu jelas. "Ngomong apa lo?" Bulan terkesiap tersentak. Menggeleng kan kepala nya sambil tersenyum canggung. Sedikit menghela nafas lega karena Bintang tak mendengar nya.

Dari lubuh hati Bulan, ia masih sangat menyayangi Bintang. Belum siap untuk mundur, tapi.. seharus nya memang Bulan sadar diri, bahwa dia siapa? Dia hanya piguran seperti orang ketiga.

Hana pernah mengajarkan sesuatu pada nya. Jangan mengambil milik, atau hak orang lain, karena hasil nya pasti tak akan baik. Bulan tersenyum. Memantap kan niatan nya.

— Bintang —

Gadis yang bernama Bulan itu langsung berlari kecil saat sudah dekat dengan perlingkungan camping. Lain dengan Bintang yang semakin bingung dengan fikiran nya sendiri. Tadi, Bintang sempat mengajak Bulan mengobrol. Namun gadis itu menjawab dengan singkat.

Tidak seperti biasa nya. Bulan juga tadi menjaga jarak dengan nya. Dan kini, Bulan seperti senghaja menjauh dari nya. Bulan langsung memasuki tenda, menemukan Anya yang sedang bermain ponsel, dan Kaila yang sedang tidur dengan nyenyak.

Anya terkejut dengan kedatangan Bulan. Dan Bulan malah menyengir tanpa dosa. Bulan langsung mendekati Anya, menidur kan kepala nya di paha gadis itu. Anya sudah ia anggap sebagai kakak, adik, teman, bahkan sahabat.

Anya menaruh ponsel nya. Menepuk pelan jidat Bulan. "Dari di bawak kemana lo? Gak aneh-aneh kan?" tanya nya takut-takut.

Bulan menggeleng. "Gak ngapa-ngapain kok,"

Bintang [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang