18 • MENUSUK, NAMUN TAK BERLUBANG

1K 86 1
                                    

Maap kemaren gabisa update :"

Komen setiap paragraf yaa!

Happy reading!💖

18. MENUSUK, NAMUN TAK BERLUBANG

Biru menatap mata sendu milik gadis di hadapan nya. Terlihat sedikit memerah akibat dari menangis. Biru mengangguk, "Sama-sama." jika bukan karena ada satu siswi yang memberi tahu nya tadi, mungkin Biru tak akan melihat Bulan kesusahan seperti ini.

Bintang memang keterlaluan. Mata Biru membulat saat buku itu akan terjatuh kembali, dengan cepat ia memegang nya dengan sigap. "Gue bantu."

"Eh?" Bulan membeo. "Gausah Biru, a-ada Bintang kok." jawab nya bohong, namun yang membuat Bulan mengernyit Biru malah tersenyum miring. "Ih itu kenapa bibir Biru miring?" tanya Bulan lugu, membuat Biru langsung merubah nya datar.

"Bintang ya?" tanya Biru, padahal ia tahu gadis itu berbohong. Bulan mengangguk kuat. "Bukan nya dia gak mau bantu lo bawa nya?" tanya Biru, berhasil membuat Bulan terdiam seribu bahasa.

Lelaki itu langsung merebut beberapa buku dari tangan mungil itu, "Gausah bohong," ujar nya membuat Bulan langsung memandang nya tak percaya.

Biru dengan cepat melangkah kan kaki meninggal kan Bulan yang terdiam. "Eh! Biru nguping yaa?!" teriak gadis itu lalu menyeimbangkan kaki nya berada di sebelah Biru.

"Jujur! Biru nguping?!" tanya Bulan sambil melotot bak orang tua yang memarahi anak nya yang nakal. "JAWAB BIRU!" tekan Bulan murka. Malah membuat Biru tertawa sambil menggeleng heran.

Lain dengan Bintang yang merutuki diri nya sendiri, seharus nya ia tak punya fikiran untuk mengasihani Bulan. Untuk apa ia kasihan?

Bahkan ini yang Bintang mau. Namun ada rasa iba di dalam dirinya, apalagi melihat keakraban Biru dan Bulan membuat nya semakin pusing berfikir. "Gila!" geram nya lalu melangkah kan kaki untuk pergi.

"Biru-Biru, ayo main truth or dare!" ajak Bulan seraya berjalan. Mereka sudah mengantar kan buku-buku itu keruang guru. Bulan sangat berterima kasih pada Biru, lelaki itu selalu ada saat Bulan membutuh kan nya.

Jujur, Bulan sayang Biru. Namun hanya sebatas sahabat, dan kakak. Gadis itu tersenyum kecil mengingat Bintang, lelaki yang kini mengisi hatinya, namun entah sampai kapan.

"Males." balas Biru datar, berhasil membuat Bulan mengerucut kan bibir nya seperti bebek.

"Males sama Biru, gamau sama Biru!" ujar Bulan lalu berlari meninggalkan Biru yang tercengang. Dengan cepat ia mengejar Bulan, ternyata gadis itu menangis. Astaga? Hanya seperti itu Bulan menangis? Bulan memang benar-benar seperti anak kecil fikir nya.

"Iya, ayo main." lelah Biru membuat langkah Bulan terhenti, gadis itu membalikkan tubuh nya sambil mengelap air mata. Namun tak lama senyum lebar nya keluar.
"Yes! Ayo Biru! Kita main di rooftop yaaa! Sama yang lain juga!" Bulan menarik tangan Biru dengan semangat.

Sesampai nya di rooftop ada Garzie, Kenzo, Samuel, Anya, dan Kaila yang sedang duduk dengan santai.

"Hai!" sapa Bulan seraya melambai kan tangan. Mereka menoleh dengan kompak, lagi-dan lagi Bulan menarik tangan Biru seperti anak kecil. Ia membawa Biru duduk di sebelah nya.

Bintang [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang