29 • NYANYIAN UNTUK, BINTANG

777 78 4
                                    

Happy Reading!🖤

29. NYANYIAN UNTUK, BINTANG

"Lupain. Lo terlalu banyak mikir." potong Bintang karena Bulan melamun dengan ucapan nya tadi. Bintang juga tak tau bagaimana ia bisa mengatakan hal itu tapi, mulut nya dengan refleks mengatakan.

Bulan mengangguk pelan. Gadis itu memegang kepala nya. Kalau Vano dan Hana tahu, apa yang terjadi? Pasti Bulan akan di jaga ketat oleh suruhan Vano. Gadis itu menghela nafas. Walau kepala nya sakit, tak apa. Itu hanya sakit biasa, nanti juga akan sembuh.

Positive thinking, sebelum memikirkan aneh-aneh. Ya, itu. Bulan memperhatikan sekitar bibir nya menerbitkan senyuman. Nikmat, udara di dalam uks tenda ini lebih nyaman dari uks sekolah.

Jika uks sekolah akan menyamburkan bau obat-obat an. Maka disini tidak, bau-bau segar dedaunan tercium lebih wangi.

Oh, Bulan baru sadar. Tangan nya masih di genggam seseorang. Bintang, lekaki itu menggenggam tangan nya. Bulan mendongak, menatap Bintang yang sejak tadi memperhatikan nya.

Terkejut dan malu bercampur dalam satu waktu. Tangan kiri nya mengepal karena canggung.

Bulan menahan nafas, saat tangan Bintang mengelus pelan punggung tangan nya. Kehangatan pacar orang. Tidak, Bulan tak boleh begini, gadis itu langsung menarik tangan nya dan tersenyum kaku. "Kalo Pelangi liat, dia bisa marah." Bintang diam.

Gadis yang selama ini ia sakiti, sangat peduli dengan nya.

Bintang sadar, ada rasa tersendiri untuk Bulan.

⚪⤵️⚪

"Lan lo serius udah sembuh? Kalo kepala lo masih sakit mending lo di tenda aja." ujar Anya kepada Bulan yang kini mereka sedang berada di dalam tenda. Sehabis shalat isya, mereka akan berkumpul untuk merayakan hari pertama mereka.

Bulan tersenyum lembut. Mengelus tangan Anya pelan. "Gak apa-apa Anya. Bulan udah sembuh, gak sakit lagi kok. Lagi pula camping di SMA kan cuma sekali, sayang kalo Bulan sia-sia in nya." balas Bulan.

"Anya, pakein bedak gue dong, yang rata ya." suruh Kaila sambil memperhatikan wajah nya di cermin. Anya menoleh, menatap garang Kaila.

"Pake sendiri! Lagian lo mau kemana sih? Kita cuma mau ngumpul, bukan dinner!" jawab Anya.

"Ya kan, nanti ada Pak Andra, gue harus dandan semaksimal mungkin."

"Untuk Pak Andra, apa Garzie?" tanya Bulan terkekeh pelan.

"Untuk Garzie? Playboy sawah bawahan, level gue tuh kayak Biru, AH ANJIR!" heboh nya sendiri.

"Lo kepincut sama Garzie gue ketawa paling depan sampe guling-guling." sahut Anya.

"Sana lo guling-guling. Sampe masuk jurang sekalian." Kaila berdiri lalu keluar tenda duluan.

Anya yang ingin teriak langsung di bekap oleh Bulan. "Anya, ini hutan. Jangan teriak-teriak." bisik Bulan memperingati. Anya mendengus pelan lalu mengangguk.

"Perhatian-perhatian, silahkan langsung kumpul ya! Jangan lama-lama!" suara Pak Wawan memakai mic terdengar di telinga semua murid. Ada yang dengan semangat keluar, dan ada juga yang ogah-ogah an untuk mengikuti camping.

Bintang [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang