40 • DI WAKTU YANG TAK TEPAT

849 84 10
                                    

Gak nyangka udah part 40!! Walaupun gak jelas, ga ada yang baca tapi aku seneng bisa menuangkan imajinasii kuuu.

Ending nya masih belum ke fikiran, tapi pengen banget bisa nyelesain 1 cerita wkwk

Semoga kedepan nya aku bisa lebih sukses, dan bisa bikin cerita yang narik pembaca. Thank you semua!

Komen nyaa jangan lupa.

Happy Reading! 💅🔥🌼

40. DI WAKTU YANG TAK TEPAT

Malam ini Galih masih setia di samping Renita. Keduanya sama-sama canggung dengan televisi yang menyala. Sebenar nya awal nya Galih hanya memeriksa dan minap di hotel untuk beberapa hari.

Namun karena ia tahu pasien nya adalah Renita, Galih mengharuskan untuk menginap di rumah sakit ini. Tentu nya di ruangan inti / untuk tamu spesial. Telivisi memang menyala, namun tatapan mereka ke arah bawah.

Galih berdeham pelan. Rasa itu masih terasa nyata di hati Galih. Namun tak tau dengan perasaan Renita. Untuk memanggil dengan panggilan aku kamu saja sudah canggung diantara mereka.

"Apa.. kamu sudah melupakan ku belasan tahun ini?" Galih bertanya. Rasa penasaran nya sangat besar, ia ingin tahu apa Renita sudah melupakan nya setelah mereka berpisah kala dulu.

Renita tentu saja tersentak. "Ehm,"

"Kamu tidak bisa menjawab ya," Galih tertawa canggung, padahal gak ada yang lucu. "Bagaimana kehidupan mu setelah tak bersama ku lagi? Bahagia kah?" tanya nya lagi, begitu posesif seperti dulu.

Dada Renita bergemuruh. Ia menjawab, "Baik-baik saja."

"Bohong. Kamu pasti sangat tersakiti bersama Reygan. Maaf karena aku–"

"Kamu tidak salah." potong Renita. "Memang sudah takdir ku yang seperti ini."

Galih menoleh, semakin membuat Renita canggung di tempat. Apalagi saat Galih memperhatikan wajah nya dengan teliti. "Kamu masih seperti Renita yang dulu. Cantik." ujar Galih tersenyum.

Renita tak bisa menahan senyum nya. Gombalan Galih masih seperti saat-saat mereka pacaran. Bisa saja membuat ia terbang setinggi langit. Andai, takdir berkata lain untuk kehidupan nya. Mungkin ia sudah bahagia bersama Galih.

Namun seburuk apapun takdir. Kita harus menerima nya. Jalan bahagia itu pasti ada, namun memiliki waktu sendiri-sendiri. Seperti pepatah, setelah hujan pasti ada pelangi. Setelah sakit, pasti ada kebahagiaan.

"Kamu sudah menikah?" ais rasanya Renita sangat malu menanyakan seperti itu. Mulut nya memang tak bisa di ajak kompromi. Padahal niat nya ia ingin menjaga image nya di depan Galih.

Diam-diam Galih tersenyum. Renita pasti perlahan akan kembali terbuka pada nya. "Saat kamu pergi meninggalkan ku, aku tak mau kenal cinta lagi. Dan pada saat itu orang tua ku menjodoh kan ku dengan wanita yang sama sekali tak ku kenal." ujar Galih bercerita.

"Tapi setelah satu minggu menikah, istri ku meninggal karena kecelakaan. Bahkan di saat itu aku belum bisa mencintai nya."

Bintang [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang