48 • KESEMPATAN?

867 72 14
                                    

hai brader xixi.

mau pesen cover buat cerita Galang dulu, terus publish 2 part langsung deh. Kalian harus baca ya cerita kedua-ku! dijamin lebih baik dari cerita pertama ku ini😭

note dari aku jangan di skip-skip ya!🥰💗🦖💫🌟✨💐

sambil denger lagu di mulmed biar bacanya ga bosen-bosen amat! Soalnya cerita nya udah ngebosenin hehe

— HAPPY READING! —

48. KESEMPATAN?

"Gue sayang banget sama lo."

"Mungkin iya sebelum nya gue gak percaya. Tapi kali ini, gue yakin kalau rasa sayang gue ke lo itu nyata."

"Jangan nangis," Bintang terkekeh sambil menghapus sisa air mata dari matanya. "Gue nangis lagi. Cengeng banget gak sih?"

"Sekarang gue gak malu lagi mau nangis kapanpun di depan lo. Karena lo adalah orang yang gue sayang." Bintang berujar, menatap Bulan dengan tatapan lembut. "Lo, maafin gue?"

Bulan diam, membuat Bintang langsung peka dan tertawa sendu. "Gue ngerti kok, kalau lo ga maafin gue. Gue tau salah gue banyak, dan gak mungkin—"

"Bulan maafin Bintang," Bulan memotong, sontak Bintang menatap gadis itu. Bulan mengeluarkan air mata lagi. Lalu dengan berani gadis itu memeluk Bintang.

Bintang membalas nya dengan senang hati. Lelaki itu sangat beruntung memiliki Bulan, sebagai orang yang di sayanginya. Bintang tak pernah menyangka jika ia akan menyayangi gadis yang ia hindari waktu itu. Karena pada akhirnya, ketika cinta itu datang. Bintang tak akan bisa menolak nya.

Sekeras apapun Bintang ingin membuat Bulan jauh, ia akan kalah ketika rasa itu menyambutnya dengan tak terduga. Bintang menepuk pelan punggung Bulan kala merasakan lehernya basah. Bulan menangis.

"Gak akan jauhin gue lagi kan?" Bulan menggeleng lucu membuat Bintang semakin mengeratkan pelukannya pada gadis yang ia sayangi ini.

"Maafin gue ya," ujar Bintang.

Bulan mengangguk. Ia tak mau berbicara karena di pastikan suaranya akan menghentak-hentak sehabis menangis.

Keduanya sama-sama menikmati pelukan. Malam yang dingin berubah menjadi malam yang penuh kehangatan.

⚪⤵️⚪

Seyla medengus kesal. Bagaimana tidak? Sejak tadi mereka hanya keliling di bagian buku pelajaran sekolah! Padahal Seyla juga ingin melihat novel-novel disini. Ternyata jalan dengan orang pintar seperti ini.

Seyla hanya mendengar Biru berbicara sendiri. Lelaki itu selalu bilang, ini buku nya full sampe kuliah. Seyla tak peduli! Mau full sampai nikah juga ia tak mau tau! Ah, Biru tak menyenangkan sekali.

Seyla kira, Biru akan memperlakukan nya macam, orang-orang gitu. Yang, di pilihin novel, yang di bacain novel. Lagi pula, untuk apa ia memikirkan itu?! Seyla sudah gila karena Biru. Biru seakan menghipnotis nya. Dan, ini sudah jam delapan malam. Namun ia masih membuntuti Biru keliling.

"Kadang buku yang gini gak sama kayak yang kita pelajarin." Biru berujar.

"Hm." balas Seyla cuek. Dia melipat kedua tangan nya di depan dada. Mengedarkan pandangan, bahkan yang berada disini hanya beberapa orang saja. Memang orang pintar sekarang banyak di sembunyikan.

Bintang [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang