25 • TERIMAKASIH, BINTANG

843 81 7
                                    

Bismillah, Maya punya prinsip lawan insecure, bodo amat mau jelek atau engga maap yaa, maya gatau lagi, kalo ga di lanjut sayang, selama ini maya udah luangin waktu untuk nulis. Semangat dari kalian juga semangat nulis maya. I love u all, soooo muchh🥺

Happy Reading!

25. TERIMAKASIH, BINTANG

Seperti permintaan Kenzo, bahwa Bintang harus mengantar gadis lugu itu untuk pulang. Maka saat ini, dengan malas Bintang menunggu di di depan pintu kelas gadis itu. Tanpa pamit pada Pelangi tentu nya. Bintang tak sendiri, ada Kenzo, Garzie, Samuel, dan Biru juga.

Kelas IPA sudah di perboleh kan pulang dari beberapa menit yang lalu. Bintang menyenderkan punggung nya di dinding sambil bersedekap tangan di depan dada. Pantas saja lama, guru nya adalah Pak Wawan. Pasti ada ceramah terlebih dahulu.

Pas sekali, Pak Wawan keluar paling awal. Lelaki paruh baya yang banyak gaya itu menatap kelima murid IPA nya dengan tatapan intimidasi. "Ngapain kalian disini? Bukan nya sudah pulang dari tadi?" Pak Wawan berkacak pinggang.

"Nunggu doi Pak," balas Garzie. "Anak muda Pak, biasa, mau ngapel gitu kan Pak. Kalo Bapak mah pasti gak tau, Bapak kan keseringan nganggurin istri karena ngajar terus." lanjut nya sesantai mungkin, namun dada nya dag dig dug.

Pak Wawan melirik ke atas. "Iya jug–" ia menggaruk kepala nya yang tak gatal. "Ya sudah lah, saya mau pulang." Pak Wawan berjalan seperti orang putus asa, sesekali melirik kebawah sambil mengangguk kan kepala nya sendiri.

"Keren tuh guru." ujar Kenzo bertepuk tangan seraya menatap punggung Pak Wawan dengan tatapan bangga.

"Gue gitu loh," Garzie menyugar rambut nya.

"Bulan." Biru bergumam nama Bulan membuat mereka langsung menatap lelaki itu dengan mengernyit. Termasuk Bintang tentu nya.

Biru yang tersadar di tatap langsung menghembuskan nafas nya. Telunjuk nya mengarah ke pintu. Terlihat Bulan, Anya, dan Kaila di sana.

Mereka mengangguk mengerti sambil bernafas lega. Mereka fikir ada apa-apa ye kan. Bulan tersenyum kikuk melihat Bintang. Di lihat-lihat, Bulan cukup lucu di mata Bintang. Walaupun polos, lugu, keras kepala, Bulan tetap menjadi diri nya sendiri. Bulan, tetap Bulan.

"Bintang!" yang memiliki nama langsung menoleh, terlihat seorang gadis berlari ke arah nya sambil mengeluarkan wajah kesal. Grep. Pelangi langsung melingkarkan tangan nya di lengan Bintang.

"Kamu ngapain disini? Sama dia?" tanya Pelangi sambil menunjuk Bulan dengan mata nya. Tatapan tak suka tersirat. "Kamu ngapa gak nungguin aku? Kamu lebih milih nunggu dia? Dia itu cuma pengganggu, ngapain sih? Apa kamu ud–"

"Berisik lo ah, pusing gue." potong Garzie.

"Garzie juga," Pelangi merendahkan suara nya, menatap Garzie dengan tatapan sedih. "Semua berubah." lanjut nya.

Bintang mengacak pelan rambut Pelangi. Saat waktu dimana Pelangi pernah mendorong Bulan bahkan mengucap kan kan kata kasar, gadis itu sudah menyesal.

Bintang tahu, Pelangi itu gadis baik, saat bersama nya, Pelangi adalah gadis yang terbaik. Namun mengapa teman-teman nya seperti ini?

Bintang [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang