58 • BOHONG

755 65 18
                                    

lama ga updated, maap ya🤪✌️

ayoo, jangan lupa vote & comment yaa, dan share cerita Bintang ke temen-temen kalian biar pembaca anak ku ini naik teruss!😻💘

thank you, happy reading!

58. BOHONG

Bukan kah kebohongan dari orang yang kita cintai lebih menyakitkan?

⚪ ⚪ ⚪

"Lebay lo Gar gitu aja ngambek."

Garzie menarik kerah baju Kenzo dengan wajah penuh amarah membara. "Gitu lo bilang?! Bamsad kamu kenjor!" rutukan tak terhenti-henti dari bibir Garzie.

"Asal lo tau Ken," lelaki itu merubah mimik nya agar terlihat kasihan. "Gue tidur di luar Ken, hiks. Sendiri! Sendiri!" penuh dramatis.

"Lebay." celetuk Biru begitu saja, lalu pergi meninggalkan teman-teman nya yang masih berada di gerbang masuk.

Garzie menatap Biru penuh kecewa, namun Samuel dan Kenzo menahan tawa serta menatap Biru penuh kebanggaan yang luar biasa. Benar, mulut sahabat sendiri lebih pedas dari netizen luar sana.

"Sakitnya nembus dada, tulang, hati, paru-paru, lambung." kata Garzie.

"Maap ya Gar,"

"Minta maaf juga kan lo!" desis Garzie pada Kenzo.

"Maksudnya maaf gue mau duluan! Bye!"

Garzie tersenyum. "Biadap. Bangsat. Setan. Anjing. Babi. Monyet. Kera. Kuyang."

⚪⤵️⚪

Bintang dan Bulan kini berada di belakang rumah sakit, tepatnya semacam tempat yang cukup sepi, namun bersih dan adem. Duduk berdua, menikmati angin yang menghembuskan rambut gadis itu dengan bebasnya.

Bintang tersenyum menatap kekasihnya. Tangan nya terangkat menelusup rambut Bulan dan menyelipkan nya di telinga gadis itu. Tadi, ia memutuskan untuk tak sekolah agar bisa menemani Bulan. Bagaimana pun, Hana dan Vano tak selalu 24 jam ada di samping Bulan.

Seyla juga memutuskan akan pulang cepat setelah ini. Pihak sekolah nya sudah memberi kabar bahwa Seyla harus memotong cuti itu dan kembali bersekolah. Seyla adalah murid pintar, sungguh sayang jika Seyla terus berada di negara lain.

Bulan menoleh pada Bintang. Memberi senyuman juga ke arah lelaki itu. Sore dengan senja yang indah. Langit berwarna oranye itu membuat kesan tersendiri.

"Udah?"

Bulan mengangguk akan pertanyaan Bintang. "Iya."

"Ayo masuk." tangan kanan nya terulur mengambil jemari Bulan. Mereka berjalan meninggalkan tempat itu dengan hati yang damai.

Di dalam ruangan, masih ada Seyla yang bergulat dengan laptop nya. Bulan menghampiri gadis itu, duduk di samping nya. Sedangkan Bintang mengambil minum untuk Bulan.

"Rencana nya hari apa Sey?" tanya Bulan.

"Minggu Lan."

Bintang [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang