20 • TAK SALING SAPA

972 77 2
                                    


Happy Reading yaa!

Jangan lupa komen setiap paragraf.

20. TAK SALING SAPA

Rasanya saat ini Bulan ingin terbang mendengar ucapan Bintang yang tiba-tiba. Gadis itu bahkan tadi sudah memikirkan yang tidak-tidak. Biru benar, Bintang pasti menerima dengan nama burger. Maka dari itu Bulan akan terus membekal kan nya.

Bulan menunduk malu-malu, pipi nya bersemu merah. Bibir nya tak tahan untuk tersenyum. Lagi dan lagi Bulan berhasil. "Hm, makasih Bintang."

"Gausah bangga." ucap Bintang ketus. Eh? Bulan melongo sempurna.

"Setelah ini, gue tetep gue. Gak usah terlalu berharap. Gua makan ini cuma karena gue kangen nyokap. Bukan karena lo atau apa." Bulan mengangguk sambil tersenyum.

Walau sakit, ada rasa senang tersendiri. Melihat Bintang yang lahap membuat hati nya teduh.

Lain dengan Anya yang ingin protes atas penuturan Bintang. Namun mulut nya di bekap oleh Kenzo, bahkan lelaki itu menyeret nya untuk keluar dari sana.

"Apa sih?!" ketus Anya pada Kenzo. Gadis itu melipat kedua tangan nya di depan dada, dan tatapan nya malas menatap Kenzo.

Kenzo mengerucutkan bibir nya, membuat Anya menahan tangan nya agar tak mencubit pipi lelaki itu. "Anya," panggil Kenzo.

"Hm."

"Anya!"

"Apa?"

"Anya?"

"Kenapaaa?" tanpa sadar tangan Anya mencubit kedua pipi lelaki itu. Menurut Anya wajah Kenzo sangat menggemaskan.

Kenzo yang terkejut, langsung tersenyum lebar. Tangan Kenzo pun menyentuh tangan Anya yang masih berada di pipi nya. "Anya gue emang gak pernah berubah." ujar nya membuat Anya langsung tersadar.

Gadis itu memaling kan wajah nya. Dengan kesal ia menatap Kenzo tajam. "Gausah baper! Tangan gue yang gerakin setan!" ujar nya lalu masuk ke dalam kelas lagi.

"Setan cinta," timpal Kenzo pede. Lelaki itu tersenyum sambil memegang dada nya lalu ikut masuk kembali.

"Dari ngapain lo bedua hah?" Garzie berkacak pinggang di depan Kenzo, dengan wajah mengitimidasi bercampur menggoda.

"Apasih Gar?" malas Kenzo seraya mendorong pelan pundak Garzie.

Jari telunjuk Garzie menunjuk-nunjuk bekas dorongan Kenzo. "Wah! Wah! Ngajak ribut lo Ken, dimana, kapan, jam berapa? Gue jabanin."

"Di depan kelas, hari sabtu, jam tujuh lewat duabelas." Kenzo menatap Anya sambil menaik-naik kan kedua alis nya membuat Anya ingin menampol nya saat ini juga.

"Udah lewat bego." balas Garzie.

"Ayo Lan, ke kelas. Udah mau masuk." ajak Anya. Bulan mengangguk. Gadis itu mengambil kotak bekal nya yang sudah kosong tepat di depan Bintang.

Sebelum nya Bulan tersenyum pada Biru. Mulut nya mengintruksi kan kata terimakasih dan Biru mengangguk dan tersenyum tipis.

"Bulan duluan."

⚪⤵️⚪

Keesokan pagi nya, tepat nya ini adalah hari Minggu. Seperti biasa Bintang memilih di rumah saja. Lelaki itu sudah membersih kan badan dan kini ia hanya memakai kaus polos berwarna hitam dan celana pendek pada umumnya.

Jika pada biasa nya ia akan mengunjungi Renita, maka kali ini mungkin iya namun sedikit lebih siang. Lelaki tersebut menselonjor kan kaki nya di salah satu kursi panjang dekat kolam berenang. Dengan satu cup jus alvocado kesukaan nya.

Bintang [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang