"Untuk apa semua kekayaan ini? Jika tidak bahagia? Tidak ada artinya"
Alana Atmajaya______
Alana berlari ke arah taman belakang sekolah dengan isak tangisan nya. Bekal makanan yang di buatkan oleh Mama nya terbuang sia-sia. Padahal makanan itu sangat berarti untuk Alana. Jarang-jarang Mama nya memasakkan sesuatu untuk dirinya."Dasar, Cowok brengsek! Idiot, sok keren, sok ganteng! Padahal banci!" Umpat Alana yang sudah duduk di bawah pohon taman sekolah nya.
Sesak, itulah yang Alana rasakan. Nayla datang berlari menghampiri Alana yang masih larut dalam tangisan nya. Cewek itu duduk di sebelah Alana, sembari mengelus pundak Alana untuk meredakan kesedihan nya.
"Al, udah dong jangan nangis gini. Gue jadi ikut sedih, lo gak boleh nangis kaya gini," Ujar Nayla mencoba untuk meredakan tangisan Alana.
Alana mengepalkan kedua tangan nya dengan erat, cewek itu menghadap ke arah Nayla dengan tatapan sendu, "Tapi Nay, lo tau gak sih? Makanan yang gue bawa itu masakan Mama gue, lo tau sendiri kan? Mama gue jarang banget ngurusin gue, jarang banget ada waktu buat gue. Baru aja gue seneng karena Mama gue masakin gue makanan, tapi kebuang gitu aja. Gimana gue gak sedih," Ujar Alana sembari menepis air mata nya.
"Gue ngerti Al, tapi udah ya? Lo gak boleh nangis kaya gini lagi. Gue ngerti perasaan lo sekarang, jangan nangis lagi ya," Ujar Nayla memeluk Alana.
"Apa perlu? Gue pungutin makanan yang jatuh tadi," Ujar Alana pelan. Dirinya terlelap dalam pelukan Nayla.
Nayla menepuk pelan bahu Alana, "Gak boleh lah gila. Udah kotor, mau sakit perut? Kalo mau ya gak papa sana lo pungutin terus lo makan lagi," Ujar Nayla dengan sedikit kesal.
"Makanan itu berharga banget buat gue Nay,"
"Gue ngerti, tapi gak gitu juga cara nya Alana. Pulang sekolah nanti, lo coba bujuk Mama lo lagi ya? Buat masakin makanan kesukaan lo. Gue yakin pasti Mama lo mau deh," Ujar Nayla memberi saran.
Alana menegakkan tubuh nya, "Gue mau coba bilang. Tapi gue takut," Ujar Alana dengan pelan.
Nayla mengerutkan keningnya, "Kenapa mesti takut? Dia kan Nyokap lo, sesibuk-sibuk nya dia, pasti mau masakin makanan buat anaknya," Ujar Nayla meyakinkan Alana.
Alana menghela nafas nya dengan pelan, "Lo gak tau Mama gue, dia mana ada waktu buat gue. Bahkan Papa gue juga gak peduli sama gue. Yang sayang sama gue cuma Bi Nani," Ujar Alana dengan tatapan kosong nya, membuat Nayla ikut bersedih karena nya.
Nayla mengelus pundak Alana dengan pelan, "Mama sama Papa lo itu sayang sama lo Al, mereka kerja keras kan juga buat lo? Biar semua kebutuhan lo terpenuhi, biar lo gak ngerasa kekurangan," Ujar Nayla.
Alana menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Yang gue butuhin bukan itu, gue cuma mau Mama sama Papa gue nemenin gue makan, nemenin gue tidur, dengerin gue cerita, jalan-jalan bareng. Tapi kaya nya gak akan mungkin, gue cuma bisa mimpi Nay," Ujar Alana tersenyum hambar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA [Sequel Sekasa] (COMPLETED)
Teen Fiction[Sequel Of Sekasa] WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA! Pemberontak, suka kebut-kebutan, tidak tertib dan di takuti seisi sekolah. Itulah sifat yang dimiliki Angkasa Rey Rejendra. Laki-laki Tampan dengan rahang tegas, hidung mancung ditambah badan yang...