"Hanya karna ditakuti sekolah, lo gak bisa berbuat seenaknya" ____
Alana Atmajaya
Alana dan Nayla berjalan menuju kelas XI IPA 2. Mata Alana masih sedikit meninggalkan jejak warna Merah akibat menangis tadi. Beberapa teman Alana memperhatikan Alana yang baru saja masuk ke dalam kelasnya. Namun Alana tidak memperdulikan nya sama sekali.Alana menoleh ke arah Nayla duduk, "Nay, Apa gue hubungin Mama gue sekarang aja ya? Atau gimana menurut lo?" Ujar Alana bertanya kepada Nayla.
Nayla mengerutkan kening nya, "Kalo gue sih terserah lo aja Al, lo enak nya gimana? Mau ngomong di Telfon atau ngomong langsung sama Nyokap lo? Gue nurut aja," Ujar Nayla.
"Kalo ngomong langsung, pasti Mama gak akan mau dengerin gue. Pulang kerja aja selalu di atas jam duabelas malam. Kalo gue ajak ngobrol, Mama gue gak akan mau Nay," Ujar Alana.
"Papa lo gimana?" Tanya Nayla dengan hati-hati.
Alana menghela nafasnya, lalu menghadap ke arah papan tulis, "Papa gue lebih parah. Dia gak pernah ada dirumah, kerjaan nya selalu ada di luar kota," Ujar Alana.
"Hayo! Jangan murung lagi, gue jitak kepala lo ya Al kalo sedih lagi. Mau?" Ujar Nayla memarahi Alana.
Alana tersenyum ke arah Nayla, "Ampun Nayla Kharisma. Iya deh, Alana gak sedih lagi," Ujar Alana tersenyum.
"Gitu dong, kan gue juga ikut seneng kalo lo gak sedih Al,"
"Gue telfon Mama gue sekarang aja deh Nay," Ujar Alana tersenyum senang.
Nayla mengangguk pelan, "Yaudah sana lo hubungin Mama lo ya Al. Semoga Mama lo mau angkat telfon lo," Ujar Nayla meyakinkan Alana.
"Amin, gue keluar dulu ya Nay. Kalo ada guru masuk bilang aja gue ke UKS" Ujar Alana.
"Jadi gue di suruh bohong nih?"
Alana tertawa pelan, "Iya Nay. Sekali-kali bohongin guru gak papa kok," Ujar Alana tersenyum manis.
"Emang dasar ya lo! Yaudah sana keluar gih, keburu Bu Marta masuk," Ujar Nayla menyuruh Alana untuk cepat-cepat keluar dari kelasnya.
Alana mengangguk dengan cepat lalu beranjak keluar kelas dengan terburu-buru. Cewek itu menyandarkan tubuhnya di bawah pohon Angsana yang lumayan besar di sekolah nya. Alana mengeluarkan benda pipih berwarna Pink Rose dari saku rok abu-abunya. Ia mencari nama 'Mama Sayang' di kontak ponselnya, lalu mulai menghubungi nya.
Panggilan pertama, Ditolak. Tapi Alana tidak menyerah. Cewek itu mencoba untuk menghubungi Mama nya kembali. Panggilan kedua, masih tetap sama, Ditolak. Lagi-lagi Alana tidak menyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA [Sequel Sekasa] (COMPLETED)
Teen Fiction[Sequel Of Sekasa] WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA! Pemberontak, suka kebut-kebutan, tidak tertib dan di takuti seisi sekolah. Itulah sifat yang dimiliki Angkasa Rey Rejendra. Laki-laki Tampan dengan rahang tegas, hidung mancung ditambah badan yang...